Setiap kali saya mendongeng berusaha menggunakan komunikasi dua arah dengan anak-anak. Selain untuk memancing dan melatih anak berkomunikasi, juga mengembangkan imajinasi mereka. Saya biasanya menggunakan metode setengah kalimat. Saya bercerita lalu sengaja saya penggal agar anak-anak melanjutkan kalimat saya.
Bila menggunakan metode ini acara mendongeng menjadi seru. Anak-anak bergembira karena idenya digunakan. Sementara saya deg-degan menebak arah cerita. Seringkali cerita melenceng ke arah yang tidak terkira. Salah satunya, seperti kisah berikut ini:
Saya (S): Domba, Kucing dan Kelinci akhirnya pergi ke...(menunggu anak-anak yang sibuk berfikir).
Anak 1 (A1): Hutan...
S : "Mereka ke hutan untuk mencari..."
A2 : "Paman Gober."
A1 : "Bukan. Baling-baling bambu."
A3 : "Nasi pecel. Mereka kan laper belum sarapan."
A4 : "Susu. Biar kuat jalan-jalannya."
S : hem... "Ya...ya...ok. Udah nih? Hanya itu saja?"
Anak-anak(AA): "Udah..."
S : "Setelah mereka ketemu dengan Paman Gober, baling-baling bambu, nasi pecel dan susu lalu mereka berhenti sebentar di..." Saya mengerling ke arah anak-anak.
A3 : "Bawah pohon" (berteriak kencang.) Anak-anak lain manggut-manggut setuju.
S : "Mereka berhenti sebentar di bawah pohon karena capek dan lapar. Untung saja ada..." (Anak-anak terdiam). Saya berpikir akan ada yang menyebut nasi pecel atau susu. Ternyata... saya salah besar.
A2 : "Pohon bakpao hehe."
S : "Di hutan ada pohon bakpao, ya?" Saya pasang wajah pura-pura heran.
A2 : "Ada. Nih, buahnya lebaat... sekali..." Sambil berbicara anak 2 mendekat kearah saya. Dia mencubit pipi saya, lalu pura-pura makan dengan mulut penuh.
AA : "Aku mau... aku mau..." Sekitar 10 anak menyerbu saya. Mereka 'memetik' kedua pipi ini dan 'memakannya' dengan lahap.
S : Speechless. Cengar-cengir dengan pipi memerah. Sementara Bapak Ibu mereka melihat sambil senyum simpul, ada juga yang berusaha menahan tawa.
Kegiatan mendongeng berhenti sementara, diganti dengan panen bakpao bersama. Hedeeew. Ngimpi apa aku semalam hihihi.
Hahaha, sego pecel ;p ;p ;p
BalasHapuswell, anak-anak selalu kaya imajinasi hihi
BalasHapus