Judul :
Gajah Mada 2: Takhta dan Angkara
Penulis :
Langit Kresna Hariadi
Penerbit :
Tiga Serangkai
Sebenarnya sudah lama saya ingin membaca buku ini.
Ketebalan dan latar belakang sejarah dalam novel ini, yang menghalangi saya.
Tulisan berlatar belakang sejarah cukup riskan, jika penulis tidak lihai rasa
bosan nanti yang akan muncul. Meski beberapa kali saya membaca resensi buku
ini, entah kenapa saya masih belum berniat untuk membawa buku ini pulang.
Hingga saat saya berkunjung ke Perpustakaan, buku tersebut teronggok di pojok.
Penasaran, saya pun membawa pulang bukunya.
Gajah Mada adalah seorang tokoh populer dalam
khasanah sejarah Indonesia. Buku ini menceritakan awal karir Gajah Mada di
Majapahit. Kematian Kalagemet atau Jayanegara karena dibunuh Ra Tanca membuka
jalan karir Gajah Mada menuju kursi kepatihan. Sosok Gajah Mada memang diatas
rata-rata dibandingkan para lurah atau senopati prajurit Majapahit lainnya.
Kecerdasan dan kemampuan untuk melihat jauh ke depan menjadi keunggulan
tersendiri pada sosok satu ini.
Kematian Jayanegara yang mendadak membuat
pergantian tambuk kekuasaan Majapahit menjadi rumit. Ada dua Sekar Kedaton,
yaitu Sri Gitarja dan Dyah Wiyat yang nantinya akan dipilih menjadi Ratu
Majapahit. Sebenarnya tidak masalah dengan keduanya, justru para suami mereka
yang bermasalah.
Raden Cakradara, suami Sri Gitarja dicurigai
menjadi pembunuh para pengikut Raden Kudamerta dan juga hampir membunuh Raden
Kudamerta. Sedangkan Raden Kudamerta -baru diketahui- ternyata sudah mempunyai
istri dan anak laki-laki sebelum menikah dengan Dyah Wiyat. Jika nanti Dyah
Wiyat tidak mempunyai keturunan, anak lelaki tersebut dikuatirkan akan bisa
merebut kekuasaan trah Majapahit. Gajah Mada mengusulkan agar Ratu Gayatri
memegang tambuk kekuasaan sebelum memilih satu diantara dua Sekar Kedaton.
Peristiwa tersebut menjadi awal petualangan Gajah
Mada beserta anak buahnya dalam menyelidiki latar belakang Raden Cakradara dan
Raden Kudamerta. Permainan detektif dan berbagai strategi kemiliteran banyak
bertebaran di buku ini. Daya tarik utama buku
yang mampu membuat saya tahan membacanya adalah cara Gajah Mada
menyelidiki berbagai kasus yang ada. Kecerdikan, pengalaman dan juga wawasannya
yang luas sering kali membuat saya terpesona.
Foto: pinjam pakai dari google
Komentar
Posting Komentar