Judul : Bidadari-Bidadari Surga
Penulis : Tere Liye
Penerbit : Republika
Tahun : Cetakan 15, Oktober 2013
Laisa adalah sulung dari keluarga Lainuri. Seorang wanita mulia dengan akhlak yang mempesona. Sedari awal hingga akhir, karakter Laisa menyedot semua perhatian saya. Seorang Laisa rela berhenti sekolah agar ke-empat adik-adiknya bisa sekolah semua.
Seorang Laisa ikhlas banting tulang di ladang bersama Mamak demi membiayai sekolah adik-adiknya. Seorang Laisa berbesar hati ‘memerintahkan’ ketiga adiknya menikah terlebih dahulu. Seorang Laisa berlapang dada ketika para lelaki tak ada yang berkenan untuk mempersuntingnya.
Seorang Laisa bersabar untuk menyembunyikan kanker paru-paru yang bersemayam di tubuhnya. Seorang Laisa selalu mencurahkan semua perhatian untuk keluarga dan masyarakat di sekitarnya, hanya sedikit kesempatan yang digunakan untuk memikirkan dirinya sendiri. Seorang Laisa bekerja keras untuk memajukan desanya, menyejahterakan masyarakat, memikirkan masa depan bukan saja adik-adiknya tapi juga semua anak-anak di kampung.
Seorang Laisa ikhlas banting tulang di ladang bersama Mamak demi membiayai sekolah adik-adiknya. Seorang Laisa berbesar hati ‘memerintahkan’ ketiga adiknya menikah terlebih dahulu. Seorang Laisa berlapang dada ketika para lelaki tak ada yang berkenan untuk mempersuntingnya.
Seorang Laisa bersabar untuk menyembunyikan kanker paru-paru yang bersemayam di tubuhnya. Seorang Laisa selalu mencurahkan semua perhatian untuk keluarga dan masyarakat di sekitarnya, hanya sedikit kesempatan yang digunakan untuk memikirkan dirinya sendiri. Seorang Laisa bekerja keras untuk memajukan desanya, menyejahterakan masyarakat, memikirkan masa depan bukan saja adik-adiknya tapi juga semua anak-anak di kampung.
Ah, rasanya tak cukup kata untuk menguraikan seluruh amal baik Laisa. Wanita tangguh yang tak pernah mengeluh. Segala kepahitan dan kesakitan ditahan sendiri. Senyum senantiasa tersungging. Wajahnya selalu ceria.
Adik-adiknya selalu menyanjung dan memuliakan Laisa. Beliau adalah orang kedua setelah Mamak, yang seluruh ucapannya adalah titah tak terbantahkan. Apapun ucapan Laisa akan menjadi motor penggerak adik-adiknya. Pun seorang Ikanuri yang pernah melawan habis-habisan, tunduk patuh kepada Laisa.
Meski awalnya saya tak rela dengan akhir kisah Laisa. Namun akhirnya saya ikhlas. Biarlah sosok Laisa bersemayam dengan segala kemulian dan akan selalu menjadi kenangan terindah bagi keluarga dan orang-orang yang mengenalnya. Semoga beliau diperkenankan Allah untuk menjadi bidadari di Surga.
Foto: koleksi pribadi
Foto: koleksi pribadi
Komentar
Posting Komentar