Saya menghadiri acara launching treatment untuk anak-anak yang gadget holic kemaren. Acara ini diselenggarakan Mom n Jo cabang Surabaya. Sebagai narasumber hadir psikolog Edwina Natalia, M.Psi dan Marybetts Sinclair, LMT ahli terapis dari Amerika. Acara dibuka oleh Ibu Wulan, direktur Mom n Jo Indonesia.
Ibu Wulan, direktur Mom n Jo Indonesia
Ibu Wulan berbagi pengalaman tentang salah satu anaknya yang kecanduan gadget. Kalau sedang libur dia lebih senang main game dengan gadget. Kalau diajak pergi orang tuanya dia sering menolak dan lebih memilih untuk main game di rumah. Ibu Wulan melihat kondisi yang berbahaya ini mulai melakukan berbagai cara untuk mengatasi kecanduan si anak. Pembatasan waktu penggunaan gadget mulai dilakukan. Namun setiap kali gadget diambil si anak marah-marah bahkan cenderung mengamuk. Butuh waktu bertahun-tahun hingga akhirnya si anak bisa terlepas dari kecanduan gadget.
Acara langsung dilanjutkan dengan psikolog Edwina Natalia. Beliau langsung memberi warning jangan pernah memberi gadget pada anak di usia dini. Apa sebenarnya tujuan orang tua memberikan gadget pada anak. Kalau hanya ingin anak duduk diam, lebih baik tidak usah. Tunggu hingga usia 11 atau 12 tahun. Tunggu hingga anak sudah bisa bertanggung jawab memilih yang baik dan tidak baik. Penggunaan gadget pada anak maksimal 15 menit dalam satu hari. Makjleb. Waduh...
Ibu Edwina menuturkan bahwa penggunaan gadget pada anak yang terlalu dini dapat merusak otak bagian amigdala. Otak bagian ini bertanggung jawab atas persepsi emosi (marah, takut, sedih dan lain-lain) serta agresi pengendali. Apabila amigdala rusak dapat menyebabkan perilaku negatif psikologis dan sosial. Seperti kehilangan emosi, meningkatkan aktivitas generatif dan kebiasaan kompulsif. Secara sederhana bisa membuat anak terlalu sensitif, kehilangan empati dan tidak bisa mengontrol diri ketika marah, kecewa atau sedih.
Kalau memang anak sudah terlanjur diberi gadget maka harus segera mungkin dibatasi kalau bisa dijauhkan. Semua ini membutuhkan perjuangan panjang. Hal ini terjadi karena gadget adalah benda ajaib yang mangandung banyak hal yang disukai anak-anak. Gambarnya bergerak, ada musiknya, berisi aneka game dan video yang mudah dihapus dan diunduh bila bosan. Anak-anak memang cenderung suka dengan hal-hal yang bersifat visual.
Foto : koleksi pribadi
Butuh konsistensi orang tua jika ingin menghilangkan ketergantungan gadget pada anak. Kalau melarang anak menggunakan gadget, orang tua jangan menggunakan gadget didepan atau didekat anak. Kalau memang terpaksa, sembunyi yang jauh atau tunggu hingga anak tidur. Kalau hal itu tidak dilakukan jangan salahkan anak kalau dia tidak mau 'lepas' dari gadget. Anak pasti akan mencontoh perilaku orang tuanya.
Alihkan aktivitas anak dengan bermain atau membaca buku. Bermain yang dimaksudkan disini bermain dengan teman-temannya atau dengan orang tua. Jangan pernah menyuruh anak main sendiri sendangkan orang tua malah asyik dengan gadget. Bila ingin mengalihkan anak dengan membaca, pilihlah buku interaktif. Misalnya dengan buku yang bertekstur, ilustrasinya tiga dimensi yang bisa digerak-gerakkan. Bisa juga dengan buku yang dilengkapi dengan CD atau talking pen. Nanti kalau anak sudah betah membaca lama, Anda bisa memberi anak buku model biasa.
Satu trik lagi dari Ibu Edwina, jangan biarkan anak tenggelam dalam dunia gadget. Ketika anak main game, dekati, tanya-tanyain tentang game yang dimainkan. Misalnya: itu ngapain kok gitu? Apa tuh? Bonusnya apaan?... dan lain-lain. Buat anak merasa tidak nyaman berlama-lama 'kencan' dengan gadget. Hal ini juga bisa membuat anak sadar bahwa dia ada di dunia nyata. Ada orang lain di sekitarnya.
Sesi ke 2 diisi oleh Marybetts Sinclair, LMT, ahli terapis dari Amerika. Miss Sinclair lebih fokus pada bahaya gadget holic yang berpengaruh pada kesehatan tulang dan otot. Selama ini kita tak pernah sadar bahwa akibat penggunaan gadget posisi leher jadi melengkung. Biasa disebut turtle neck (leher kura-kura). Kalau terlalu lama menggunakan gadget posisi punggung akan membungkuk. Untuk memperbaiki struktur tulang belakang ini bisa menggunakan bola besar.
Perubahan struktur tulang pada gadget holic
Sesi ke 2 diisi oleh Marybetts Sinclair, LMT, ahli terapis dari Amerika. Miss Sinclair lebih fokus pada bahaya gadget holic yang berpengaruh pada kesehatan tulang dan otot. Selama ini kita tak pernah sadar bahwa akibat penggunaan gadget posisi leher jadi melengkung. Biasa disebut turtle neck (leher kura-kura). Kalau terlalu lama menggunakan gadget posisi punggung akan membungkuk. Untuk memperbaiki struktur tulang belakang ini bisa menggunakan bola besar.
Salah satu terapi untuk memperbaiki tulang belakang melengkung
Miss Sinclair juga memperagakan berbagai posisi badan yang benar ketika menggunakan gadget dan laptop. Bagi para pengguna laptop dalam waktu lama, dianjurkan istirahat setiap 1 jam. Bangun dari duduk dan jalan kaki sejenak bisa melenturkan otot yang tegang. Apabila badan terasa tidak enak karena terlalu lama menggunakan gadget atau laptop bisa langsung melakukan terapi khusus. Mom n Jo seluruh Indonesia melayani terapi khusus akibat gadget holic untuk anak-anak dan dewasa.
Pemenang doorprize bersama Miss Sinclair dan Ibu Edwina
Acara ini banyak pembagian doorprize dari Mom n Jo serta voucher dari 369 restoran grup. Member KEB Surabaya memborong doorprize voucher. Sebagai penutup acara adalah sesi foto bersama dan makan siang.
Foto : koleksi pribadi
Komentar
Posting Komentar