Jaman saya sekolah dasar tahun 80-an. Di setiap depan sekolah selalu ada jajanan ini. Jajanan favorit hampir semua anak-anak. Murah, enak dan mengenyangkan. Cocok dimakan pas jam istirahat atau pulang sekolah. Terutama pulang sekolah. Ini jam kritis perut lapar.
Ternyata, sampai sekarang jajanan ini masih ada. Namun bedanya, sudah tidak ada lagi penjual martabak mie di depan sekolah. Malah adanya di penjual gorengan di kampung atau pinggir jalan. Mulai agak susah sih mencari makanan ini. Perlu mata yang jeli kalau pas lewat penjual gorengan.
Jajanan ini sederhana dalam bahan maupun penyajiannya. Kulit martabak terbuat dari adonan terigu kalis yang ditipiskan. Biasanya adonana kulit ini ditipiskan dengan menggunakan pantat piring seng. Lalu diisi dengan mie bihun goreng. Setelah cukup isinya, kulit ditutup rapat lalu digoreng. Angkat segera setelah berwarna keemasan. Gitu saja.
Untuk isian serupa dengan isian pastel. Mie bihun goreng ditambah irisan tipis wortel. Ada juga yang hanya berupa mie bihun goreng saja. Bumbunya menggunakan bawang putih dan sedikit merica yang dihaluskan.
Saya ketemu martabak mie yang enak di pasar kaget lapangan samping Masjid Agung Surabaya. Dekat jembatan layang jalan tol. Biasanya saya ketemunya minggu pagi. Penjualnya suami istri. Sang istri yang membuat martabak, sementara suaminya bagian yang menggoreng. Kiosnya hanya meja kecil, kompor serta wajan dan beberapa kursi plastik. Lokasinya di gang deretan yang paling dekat dengan tempat parkir motor. Gang di jalur tengah. Gampang dilihat. Beliau buka mulai jam 6 pagi sampai habis. Harganya 1.000 rupiah perbiji.
Ada lagi di jalan tengah Karangan daerah Wiyung. Penjualnya ibu-ibu. Ada aneka gorengan. Beliau jual di depan toko kelontong. Lokasinya antara gang 1 dan gang 2. Mulai buka agak siangan. Sekitar jam 07.00 atau 08.00 WIB sampai habis. Kalau yang disini martabak mie ukurannya jumbo. Meski harganya sama 1.000 rupiah perbiji.
Ada lagi di Pasar Gemol dan lapangan kodam Brawijaya. Namun penjual yang ada di dua tempat terakhir ini tidak tentu bukanya. Kadang buka, kadang tidak. Kalau penjual martabak mie yang enak baru ketemu empat tempat ini. Sebenarnya banyak yang jual. Namun kadang tidak terasa bumbu di mie isiannya atau kulit martabak. Ada juga yang minyaknya 'serik' ditenggorokan. Saya pernah di kasih tahu teman di daerah Bronggalan Sawah juga ada yang enak. Teteapi saya pas ke sana selalu pas tutup. Belum jodoh sepertinya hehe.
Foto: koleksi pribadi menggunakan ASUS Zenfone5
Komentar
Posting Komentar