Saya bertemu nasi campur ini secara tidak sengaja. Lebaran tahun lalu, saya dan keluarga melakukan perjalanan ke Sumenep. Sengaja berangkat pagi-pagi. Biar tidak terjebak macet 'Pasar tumpah'. Surabaya ke Sumenep lumayan jauh. Sekitar empat jam perjalanan menggunakan mobil pribadi.
Perjalanan ini lewat jembatan Suramadu, agar cepat dan langsung masuk ke kota Bangkalan. Rencana kami memang akan sarapan dulu di Bangkalan. Ternyata masih banyak tempat makan yang tutup. Mungkin masih terlalu pagi. Untunglah ada satu depot makan di sebelah kanan jalan yang buka. Depot Bu Rupah namanya. Ramai kendaraan yang parkir di depannya. Ya sudahlah, berhenti di sini saja. Daripada nanti terus malah gak ketemu tempat makan yang buka.
Hanya tersedia tiga menu makanan di sini. Nasi rawon, nasi sate dan nasi campur. Berhubung kemaren sudah makan nasi rawon, maka kami memilih nasi sate dan nasi campur. Selama ini selalu mencicipi sate Madura ala Surabaya. Kalau sate Madura ala Bangkalan belum pernah hehe. Kalau nasi campur perkiraan saya nggak jauh-jauh amat dari Nasi Mbok' atau Nasi Jagung yang sudah pernah saya cicipi.
Dan... begitu hidangan keluar. Jreeng.... jreeng... Sueje tibak-e, rek haha. Sate Madura ala Surabaya menggunakan daging ayam. Kalau ala Bangkalan bahan bakunya daging sapi. Kalau bumbunya sama. Bumbu kecap. Nah, nasi campur-nya ini yang kejutan. Saya belum pernah makan nasi campur Madura model begini.
Baca Juga: Nasi Madura Depot Hijau Pelabuhan Kamal Madura
Lauknya hanya tiga biji. Berupa daging sapi goreng, hati sapi dan usus sapi yang berbumbu. Lengkap dengan serundeng kelapa dan sambal yang pedas. Setiap makan masakan Madura sambalnya selalu pedas. Mungkin ini salah satu ciri khas masakan Madura. Ada kuahnya ternyata. Kuah ini berupa sop bening dengan irisan daun prei. Sop disajikan panas. Tidak ada isian hanya kuah bening saja. Bumbu sop terasa ringan. Rasa kaldunya juga tidak eneg. Terasa hangat di leher dan perut. Cocok untuk sarapan.
Mohon maaf, saya lupa nama depot ini. Ancer-ancer e ae yo, rek. Dari Jembatan Suramadu lurus saja lalu belok kanan ke arah kota Bangkalan. Depot ini ada di sebelah kanan. Sebelum deretan ruko yang ada ATM Bank Jatim di depannya.
Saya nggak tahu jam buka dan tutup tempat ini. Waktu itu ramai sekali pengunjung. Saya nggak berani tanya-tanya pada pelayan dan pemilik yang sibuk. Mereka kelihatan tidak mau diganggu dengan banyak percakapan soalnya. Saya sampai di sini sekitar jam 7 kondisinya sudah ramai. Banyak bangku yang sudah terisi.
Kalau ke Sumenep lagi, ingin banget kembali ke sini. Pas kembali ke Surabaya. Kami sampai depot ini sudah sore. Ternyata, tempat ini tutup. Kangen rasa kuah sop bening yang segar hehe.
Foto: koleksi pribadi
Komentar
Posting Komentar