Beberapa waktu lalu, Saya dan suami ikut pengajian dengan tema "Berdagang Dunia dan Akhirat". Kami diajari cara berdagang seperti yang dilakukan oleh Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Kami jadi lebih paham berbagai cara berdagang yang benar. Ternyata berdagang ada kode etiknya. Nggak boleh asal saja asalkan dapat untung besar.
Ada salah satu ucapan Ustad pemateri yang sukses membuat saya blank beberapa jenak. "Nggak ada gunanya menerapkan semua cara berdagang sama dengan yang dilakukan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam kalau harta kita masih tercampur dengan riba. Percuma. Nggak barokah dunia akhirat." Dueng. Berasa kayak dikeplak kenceng kepala ini.
Hijrah ke Bank Syariah
Sepulang dari pengajian, saya dan suami berdiskusi panjang lebar. Berbagai buku dan artikel tentang riba kami baca dan pahami. Kami juga berdiskusi dengan teman-teman yang sudah hijrah hidup tanpa riba. Mereka banyak sharing tentang pengalaman lepas riba plus berbagai tantangan yang dihadapi.
Sejak mulai usaha sendiri, modal awal usaha kami peroleh dengan pinjaman dari leasing. Biaya operasional usaha selain menggunakan uang pinjaman tersebut juga dari kartu kredit. Meski ada untung tapi uang berasa kayak dikuras. Ada saja kebutuhan tak terduga dan harus segera dipenuhi. Jadi kalang kabut untuk membayar cicilan. Kami sampai pakai cara gali lobang tutup lobang demi menjaga kestabilan neraca keuangan.
Belum lagi kami sering ketipu. Ada saja. Padahal kami sudah hati-hati. Bahkan teman yang sudah kenal baik malah menipu dan membawa kabur uang kami. Sedih, kecewa, dan lemes banget. Sewaktu kami curhat tentang hal ini. Semua teman yang sudah hijrah bersih riba mengatakan hal yang sama. #AyoHijrah bersih-bersih riba.
Ada banyak hal yang harus dipikirkan sebelum kami bersih-bersih riba. Lebih banyak karena ketakutan kami. Lebih banyak pemikiran kalau nggak begini nanti gimana ya. Kalau harus begitu apa bener-bener bisa nih. Begitu terus yang ada di pemikiran kami.
Hingga di suatu titik, kami memutuskan untuk bersih-bersih riba. Harus bersih riba secara total. Untuk modal usaha, kami tidak lagi meminjam uang dari bank konvensional ataupun leasing. Keuntungan usaha kami bagi 3. Untuk mencicil hutang, biaya hidup sehari-hari dan modal usaha. Prosentase untuk modal memang jauh lebih kecil. Tak apalah. Lama-lama nanti juga besar.
Seluruh kartu kredit kami tutup. Sempat galau karena pihak bank meminta untuk dilunasi ketika ditutup. Jujur kami nggak sanggup kalau harus bayar sekaligus. Alhamdulillah pertolongan Allah Subhanahu Wa Ta'ala datang. Setelah beberapa kali nego, kami diperbolehkan melunasi dengan cara mencicil dan bunga dihentikan saat kami menutup kartu kredit. Saat ini, kami hanya menggunakan kartu debit.
Kami juga tidak menggunakan e-money dalam bentuk apapun kecuali satu, hanya untuk bayar jalan tol. Untuk aktivitas menggunakan ojek online, kami selalu membayar dengan cash. Saya sempat sih tergiur dengan segala promo cashback. Untunglah suami selalu displin mengingatkan, bahkan tak segan 'menjewer' saya.
Ternyata bersih-bersih riba ini membutuhkan kekuatan iman dan tekad yang kuat untuk istiqomah. Perlu proses panjang hingga sampai ke titik ikhlas untuk berhijrah. Banyak sekali godaan untuk kembali pakai pendanaan riba. Sampai saat ini, kami belum selesai bersih-bersih riba. Ada dua pinjaman dengan nominal yang sangat besar dan satu kredit kredit yang belum lunas. Semoga bisa segera lunas semuanya. Aamiin ya mujibassailin.
Sepulang dari pengajian, saya dan suami berdiskusi panjang lebar. Berbagai buku dan artikel tentang riba kami baca dan pahami. Kami juga berdiskusi dengan teman-teman yang sudah hijrah hidup tanpa riba. Mereka banyak sharing tentang pengalaman lepas riba plus berbagai tantangan yang dihadapi.
Sejak mulai usaha sendiri, modal awal usaha kami peroleh dengan pinjaman dari leasing. Biaya operasional usaha selain menggunakan uang pinjaman tersebut juga dari kartu kredit. Meski ada untung tapi uang berasa kayak dikuras. Ada saja kebutuhan tak terduga dan harus segera dipenuhi. Jadi kalang kabut untuk membayar cicilan. Kami sampai pakai cara gali lobang tutup lobang demi menjaga kestabilan neraca keuangan.
Belum lagi kami sering ketipu. Ada saja. Padahal kami sudah hati-hati. Bahkan teman yang sudah kenal baik malah menipu dan membawa kabur uang kami. Sedih, kecewa, dan lemes banget. Sewaktu kami curhat tentang hal ini. Semua teman yang sudah hijrah bersih riba mengatakan hal yang sama. #AyoHijrah bersih-bersih riba.
Ada banyak hal yang harus dipikirkan sebelum kami bersih-bersih riba. Lebih banyak karena ketakutan kami. Lebih banyak pemikiran kalau nggak begini nanti gimana ya. Kalau harus begitu apa bener-bener bisa nih. Begitu terus yang ada di pemikiran kami.
Hingga di suatu titik, kami memutuskan untuk bersih-bersih riba. Harus bersih riba secara total. Untuk modal usaha, kami tidak lagi meminjam uang dari bank konvensional ataupun leasing. Keuntungan usaha kami bagi 3. Untuk mencicil hutang, biaya hidup sehari-hari dan modal usaha. Prosentase untuk modal memang jauh lebih kecil. Tak apalah. Lama-lama nanti juga besar.
Seluruh kartu kredit kami tutup. Sempat galau karena pihak bank meminta untuk dilunasi ketika ditutup. Jujur kami nggak sanggup kalau harus bayar sekaligus. Alhamdulillah pertolongan Allah Subhanahu Wa Ta'ala datang. Setelah beberapa kali nego, kami diperbolehkan melunasi dengan cara mencicil dan bunga dihentikan saat kami menutup kartu kredit. Saat ini, kami hanya menggunakan kartu debit.
Kami juga tidak menggunakan e-money dalam bentuk apapun kecuali satu, hanya untuk bayar jalan tol. Untuk aktivitas menggunakan ojek online, kami selalu membayar dengan cash. Saya sempat sih tergiur dengan segala promo cashback. Untunglah suami selalu displin mengingatkan, bahkan tak segan 'menjewer' saya.
Ternyata bersih-bersih riba ini membutuhkan kekuatan iman dan tekad yang kuat untuk istiqomah. Perlu proses panjang hingga sampai ke titik ikhlas untuk berhijrah. Banyak sekali godaan untuk kembali pakai pendanaan riba. Sampai saat ini, kami belum selesai bersih-bersih riba. Ada dua pinjaman dengan nominal yang sangat besar dan satu kredit kredit yang belum lunas. Semoga bisa segera lunas semuanya. Aamiin ya mujibassailin.
Alasan Pilih Bank Muamalat
Sejak berniat untuk hijrah bebas riba, hidup jadi lebih tenang. Meski masih ada hutang yang harus segera dibayar namun pikiran dan hati nggak kemrungsung. Ada saja pertolongan dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang sama sekali nggak pernah kami bayangkan. Kami jadi malu sendiri kenapa nggak dari dulu-dulu
Nah tahap berikutnya, kami mulai hunting bank syariah. Banyak sekali saat ini. Memang. Banyak bank konvensional yang juga mempunyai 'saudara' bank syariah. Kami tanya pengalaman teman-teman yang menggunakan bank syariah. Kami juga mencari informasi di internet. Sekaligus tanya langsung ke Customer Cervice.
Akhirnya pilihan kami jatuh ke Bank Muamalat Indonesia. Saya dulu pernah jadi nasabah Bank Muamalat. Kenapa dulu saya jadi nasabahnya? asli karena saya penasaran bank syariah itu bagaimana, sih. Kebetulan kantor saya dulu dekat dengan kantor pusat Bank Muamalat di Jalan Raya Darmo Surabaya. Ada kantor unit juga yang dekat rumah. Saya lama menjadi nasabahnya. Namun entah kenapa kantor unit di daerah Wiyung ditutup. Tak lama kemudian saya resign. Untung masih ada ATM Muamalat di daerah Gunung Sari.
Berdasarkan pengalaman selama menjadi nasabah Bank Muamalat yang tidak pernah mengecewakan. Kami pun bertetapan hati untuk memilih Bank Muamalat. Sebagai bank syariah pertama di Indonesia sejak 1 november 1991. Keberadaannya sudah teruji. Ketika krisis moneter 1998 melanda Indonesia, banyak bank terlikuidasi. Bank Muamalat mampu bertahan tanpa guncangan.
Bank Muamalat saat ini sudah berkembang dengan 325 kantor cabang dan 1 cabang di Malaysia (sejak tahun 2009). Sebagai satu-satunya bank syariah Indonesia yang mempunyai cabang di luar negeri. Untuk melayani nasabah tersed 710 unit ATM Muamalat, 120.000 jaringan ATM Bersama dan ATM Prima serta 11.000 jaringan ATM di Malaysia melalui MEPS (Malaysia Electronic Payment). Bank Muamalat juga sudah ada internet banking. Semua transaksi jadi lebih mudah dilakukan.
Ada banyak layanan yang disediakan Bank Muamalat. Selain tabungan, giro dan deposito juga ada program pembiayaan untuk nasabah. Ada KPR, pembiayaan pensiun dan pembiayaan multiguna. Cocok banget ini buat saya yang belum punya rumah. Impian saya untuk beli rumah sendiri semoga bisa terlaksana. Ada dua jenis akad untuk KPR, yaitu akad murabahah (jual-beli) atau akad musyarakah mutanaqishah (kerjasama sewa). Pembiayaan KPR ini tidak hanya untuk beli rumah, mau renovasi rumah juga bisa.
Nah, buat kami yang pekerja freelance juga bisa punya pensiun. Tinggal pilih Pembiayaan Pensiun. Kalau ingin beli mobil atau motor bisa juga beli dengan mencicil lewat pembiayaan multiguna. Kalau butuh uang buat modal usaha? tenang. Sudah ada Pembiayaan Modal Kerja. Lengkap. Yang pasti bebas riba di Bank Mumalat. Bikin hati lebih tenteram.
Eh, Bank Muamalat nggak cuma urusan duniawi nasabah saja yang dipikir. Urusan akhirat juga diurusin. Nasabah bisa membayar infak langsung lewat Bank Muamalat. Ada penawaran untuk pembayaran infak sebesar Rp 2.000 setiap kali selesai transaksi. Kalau mau infak lebih besar juga bisa. Seluruh Infak dikumpulkan ke Baitulmaal Muamalat yang nantinya akan disalurkan pada yang berhak.
Untuk jama'ah haji yang menggunakan tabungan haji Bank Muamalat bisa melakukan pelunasan untuk haji reguler langsung dari ATM. Buat yang ingin qurban dengan kambing kambing atau sapi juga bisa langsung lewat Bank Muamalat.
Saat ini, kalau ingin menjadi nasabah Bank Muamalat tak perlu lagi datang ke kantor cabang. Saya baru tahu kalau bisa buka rekening lewat aplikasi saja. Search aplikasi #AyoHijrah di app store atau google play, lalu download. Ikuti panduannya hingga selesai. Kemudian bisa langsung buka rekening baru dari aplikasi ini. Nggak pakai repot. Tinggal pakai ponsel di rumah juga bisa.
Lengkap kan urusan dunia dan akhirat di Bank Muamalat. Kalau mau bersih-bersih riba, mesti total. Nggak usah nanggung kalau hijrah. Biar hidup lebih berkah. Aamiin.
Foto: pinjam pakai dari https://www.bankmuamalat.co.id
Sejak berniat untuk hijrah bebas riba, hidup jadi lebih tenang. Meski masih ada hutang yang harus segera dibayar namun pikiran dan hati nggak kemrungsung. Ada saja pertolongan dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang sama sekali nggak pernah kami bayangkan. Kami jadi malu sendiri kenapa nggak dari dulu-dulu
Nah tahap berikutnya, kami mulai hunting bank syariah. Banyak sekali saat ini. Memang. Banyak bank konvensional yang juga mempunyai 'saudara' bank syariah. Kami tanya pengalaman teman-teman yang menggunakan bank syariah. Kami juga mencari informasi di internet. Sekaligus tanya langsung ke Customer Cervice.
Akhirnya pilihan kami jatuh ke Bank Muamalat Indonesia. Saya dulu pernah jadi nasabah Bank Muamalat. Kenapa dulu saya jadi nasabahnya? asli karena saya penasaran bank syariah itu bagaimana, sih. Kebetulan kantor saya dulu dekat dengan kantor pusat Bank Muamalat di Jalan Raya Darmo Surabaya. Ada kantor unit juga yang dekat rumah. Saya lama menjadi nasabahnya. Namun entah kenapa kantor unit di daerah Wiyung ditutup. Tak lama kemudian saya resign. Untung masih ada ATM Muamalat di daerah Gunung Sari.
Berdasarkan pengalaman selama menjadi nasabah Bank Muamalat yang tidak pernah mengecewakan. Kami pun bertetapan hati untuk memilih Bank Muamalat. Sebagai bank syariah pertama di Indonesia sejak 1 november 1991. Keberadaannya sudah teruji. Ketika krisis moneter 1998 melanda Indonesia, banyak bank terlikuidasi. Bank Muamalat mampu bertahan tanpa guncangan.
Bank Muamalat saat ini sudah berkembang dengan 325 kantor cabang dan 1 cabang di Malaysia (sejak tahun 2009). Sebagai satu-satunya bank syariah Indonesia yang mempunyai cabang di luar negeri. Untuk melayani nasabah tersed 710 unit ATM Muamalat, 120.000 jaringan ATM Bersama dan ATM Prima serta 11.000 jaringan ATM di Malaysia melalui MEPS (Malaysia Electronic Payment). Bank Muamalat juga sudah ada internet banking. Semua transaksi jadi lebih mudah dilakukan.
Ada banyak layanan yang disediakan Bank Muamalat. Selain tabungan, giro dan deposito juga ada program pembiayaan untuk nasabah. Ada KPR, pembiayaan pensiun dan pembiayaan multiguna. Cocok banget ini buat saya yang belum punya rumah. Impian saya untuk beli rumah sendiri semoga bisa terlaksana. Ada dua jenis akad untuk KPR, yaitu akad murabahah (jual-beli) atau akad musyarakah mutanaqishah (kerjasama sewa). Pembiayaan KPR ini tidak hanya untuk beli rumah, mau renovasi rumah juga bisa.
Aplikasi AyoHijrah |
Nah, buat kami yang pekerja freelance juga bisa punya pensiun. Tinggal pilih Pembiayaan Pensiun. Kalau ingin beli mobil atau motor bisa juga beli dengan mencicil lewat pembiayaan multiguna. Kalau butuh uang buat modal usaha? tenang. Sudah ada Pembiayaan Modal Kerja. Lengkap. Yang pasti bebas riba di Bank Mumalat. Bikin hati lebih tenteram.
Eh, Bank Muamalat nggak cuma urusan duniawi nasabah saja yang dipikir. Urusan akhirat juga diurusin. Nasabah bisa membayar infak langsung lewat Bank Muamalat. Ada penawaran untuk pembayaran infak sebesar Rp 2.000 setiap kali selesai transaksi. Kalau mau infak lebih besar juga bisa. Seluruh Infak dikumpulkan ke Baitulmaal Muamalat yang nantinya akan disalurkan pada yang berhak.
Untuk jama'ah haji yang menggunakan tabungan haji Bank Muamalat bisa melakukan pelunasan untuk haji reguler langsung dari ATM. Buat yang ingin qurban dengan kambing kambing atau sapi juga bisa langsung lewat Bank Muamalat.
Saat ini, kalau ingin menjadi nasabah Bank Muamalat tak perlu lagi datang ke kantor cabang. Saya baru tahu kalau bisa buka rekening lewat aplikasi saja. Search aplikasi #AyoHijrah di app store atau google play, lalu download. Ikuti panduannya hingga selesai. Kemudian bisa langsung buka rekening baru dari aplikasi ini. Nggak pakai repot. Tinggal pakai ponsel di rumah juga bisa.
Lengkap kan urusan dunia dan akhirat di Bank Muamalat. Kalau mau bersih-bersih riba, mesti total. Nggak usah nanggung kalau hijrah. Biar hidup lebih berkah. Aamiin.
Foto: pinjam pakai dari https://www.bankmuamalat.co.id
Waah baru tahu kalau bisa menggunakan aplikasi untuk membuka rekening baru. Soalnya tempatku jauh banget dari bank muamalat yang ada di kota.
BalasHapusSilahkan dicoba, mbak. Tinggal download saja aplikasinya dan isi data diri. Lebih mudah dan cepat.
HapusMemang kudu total jendral kalo hijrah ya Mba
BalasHapusSerahkan semua urusan kita pada Allah ta'ala.
--bukanbocahbiasa(dot)com--
Iya mbak. Proses menuju hijrah total ini yang masya Allah. Kudu nguat-nguatin diri. Banyak banget godaannya.
HapusWah, lengkap ya urusan dunia akhirat di Bank Muamalat.
BalasHapusMemang benar, jangan nanggung kalau hijrah. Biar hidup lebih berkah.
Aamiin. Semoga berkah dunia akhirat.
HapusSaya pernah di situasi itu. Rasanya seperti di neraka ! Berantem, panas, uang habis ga tau kemana, barang dagangan dibawa kabur, sampe usaha bangkrut tak terkendali. Alhamdulillah, semua manusia pasti punya cara untuk diingatkan yaaa...
BalasHapusTos, mbak. Bener banget. Hidup berasa nggak tenang. Mau ngapa-ngapain rasanya salah melulu.
HapusAlhamdulillah diingatkan segera. Nggak lama-lama.
Semoga istiqomah dalam berhijrah ya mbak, menjadi pribadi yang terus berubah kearah yang lebih baik. Hayuuuks hijrah juga pengelollan keuangnnya ke bank muamalat ��
BalasHapusAamiin ya mujibassailin. Terima kasih doanya, mbak. Hayuk pakai Bank Muamalat.
HapusDuh, banyak-banyak baca tentang hijrah bikin kepengen segera hijrah tabungan juga. Biar tenang ya. Bia yang konvensional untuk jalan masuk aja.
BalasHapusHayuk hijrah. Saya juga masih pakai bank konvensional tetapi buat transferan uang masuk dan keluar saja.
HapusSukses selalu dalam berhijrah mba. Emang, memulai hijrah itu gak mudah ya, tapi kalau ga dimulai, makin lama makin ditunda...harus dipaksakan dan dengan niat kuat untuk hijrah, biar ga goyah di tengah jalan
BalasHapusIstiqomah ini masya Allah perjuangannya. Niatnya harus di up grade terus.
HapusHijrah dari jerat riba memang sulit ya mba.. tapi dengan bank mualamat bisa banget.. sayapun sudsh beralih mrnggunakan bank syariah.. namun masih ada beberapa tabungan di bank konvrsional..
BalasHapusSulit diawal saja. Kalau sudah jalan Alhamdulillah lebih mudah segalanya. Aku juga masih pakai bank konvensional tapi buat transfer keluar masuk aja.
HapusSukses selalu hijrah dari ribanya, kita semua pun berjuang ke arah yang baik, anti-riba
BalasHapusAamiin. Terima kasih doanya.
HapusGodaan orang usaha itu selalu ketipu. Aku juga iseng jualan aja bisa ditipu. Setan mah nggak lihat besar kecil, selalu cari cara jahat. Semoga setelah hijrah dijauhkan dari yg jahat ya mak.
BalasHapusKatanya, ujiannya orang jualan itu memang ketipu. Kalau belum ketipu belum sah menyandnag gelar penjual atau pedagang.
HapusKami non-muslim tapi pakai bank muamalat untuk cicilan rumah dengan pertimbangan pembayarannya flat. Jadi nggak kepikiran naik turun cicilan seperti kalau di bank konvensional. Sempat mikir juga sih, gimana nanti pas prosesnya. Bakalan kagok nggak. Ternyata lancar-lancar saja. pelayanannya pun ramah.
BalasHapusTerima aksih sudah menggunakan Bank Muamalat. Ini ya salah satu keuntungan ambil KPR pakai Bank Mumalat. Pembayarannya flat. Semoga Rumahnya segera lunas, Mbak.
HapusKalau bebas dari riba memang rasanya hati tenang dan nyaman, hidup lebih barakah. Semoga Kita semua bisa segera lepas Dari jerat riba ya mbak.. aamiin
BalasHapusAamiin yaa mujibassailin.
HapusKalau masalah uang, hati2 mbak. Teman dekat ajah bisa keblinger loh. Makanya serahkan ke yang terpercaya. Sekaligus tanpa riba biar tentram hati ini
BalasHapusIya mbak. Peristiwa itu jadi pelajaran banget buat kita agar lebih ahti-hati kerjasama dengan teman. Hitam diatas putih harus tetap ada. Nggak bisa kalau cuma pakai jaminan mulut doang.
HapusBank Muamalat ini kuat juga loh, tidak terguncang krisis moneter kala itu. Bank Muamalat tetap berdiri kokoh untuk membantu kaum muslim agar selalu terjaga kehidupannya sesuai syariat Islam ya. Pioneernya bank syariah deh pokoknya ini Muamalat.
BalasHapusBank Muamalat memang sudah teruji bisa melewati krisis moneter dengan selamat. Setelah badai moneter berlalu, banyak Bank Syariah bermunculan mengikuti Bank Muamalat.
HapusAllhamdulilah bisa dipermudahkan untuk menutup kartunya tapi bisa tetap mencicil kreditnya dnegan menstop bunganya ya mbak. Semoga kita selalu bersih dari Riba
BalasHapusAlhamdulillah mbak. Kalau tanpa campur tangan Allah Subhanahu Wa Ta'ala tak akan mungkin saya bisa dapat kemudahan mencicil tanpa bunga.
HapusAamiin Aamiin ya mujibassailin
Alhamdulillah dimudahkan ya say, aku masih pakai e-money dan teman-temannya nih, mau dikurangi ah..semangat berhijrah agar lebih baik aamiin
BalasHapusAamiin. Semoga dimudahkan Dew
HapusDuh aku tersentil masih pakai emoney buat ojek nih. Sempat bayar cash tapi kadang enggak ada uang kecil #alasan =(. Semoga aku bisa istiqomah juga
BalasHapusSemoga kita bisa sama-sama istiqomah. Aamiin.
HapusInspiratif mba cerita hijrahnya.. Masya Allah.. Semoga kita bs dijauhkan dr riba n teman2nya ya.. Agar hidup lebih berkah..
BalasHapusAamiin ya mujibassailin
HapusBaru tahu deh buka rekening bisa dari rumah aja? Nah, perlu dicoba nih. Tapi data sudah masuk ke sistem ya? Keren ini dari Bank Muamalat. Semoga hijrah kita semua diterima Allah ya
BalasHapusBisa dicoba, mbak. Langsung dari aplikasi ayohijrah.
HapusSemoga hijrah kita semua diterima Allah. Aamiin.
Suamiku juga nasabah bank muamalat cuma sdh lama bngt dulu msih hrs datang k Bank sekarang lbih praktis ya good luck mba
BalasHapusGood luck juga buat mbak
HapusNah para petinggi MUI dan ulama di Indonesia itu bertanggungjawab gmn tuh ya yg pakai noncash.
BalasHapusKalau aku dr sisi kepraktisan krn emang lg ngurang2in cash sih mbak, apalagi jarang banget ambil ATM krn ribet. Emoney kepakai terus krn naik krl hehe :D
Nah kalau menurut pak ustad dr MUI yg waktu aku jumpai dia bilang niatnya krn apa, klo krn cashback itu gk boleh, kalau krn praktis boleh, jd niat yg penting wallahualam ya...
Kalau memang hanya bisa bayar pakai e-money ya nggak apa-apa. Sifatnya kan darurat.
HapusMemang sih cashback nggak boleh dipakai.
Aplikasi Muamalat bisa buat buka rekening ya. Sekarang hijrah bisa dilakukan dengan banyak cara, termasuk lewat keuangan
BalasHapusBanyak jalan menuju hijrah. Bnayak jalan dimudahkan.
HapusHijrah dari ribawi ini memang berat banget yaa...
BalasHapusApalagi sekarang, apa-apa malah lebih mudah pakai kredit.
Semoga konsisten berhijrah bersama Muamalat.
Berat di awal. Lama-lama akan lebih mudah.
HapusIya nih. Godaan kredit ada dimana-mana hihi.
Aamiin.
Mau buka rekening juga ni di Bank Muamalat, biar lebih aman secara syariat.
BalasHapusIya mbak.
Hapus