(dari kiri) Pak Do, Bu Park, Bu Ko dan Pak Bae |
Drama korea Black Dog ini selesai tayang minggu lalu di TvN. Topiknya tentang dunia pendidikan dengan konfliknya yang kompleks. Meski sudut penceritaannya dari sosok seorang guru. Namun bisa mewakili semua komponen sekolah yang berada di dalamnya.
Ko Haenul bersama rombongan sekolah pergi darmawisata. Ditengah jalan, bis yang ditumpanginya mengalami kecelakaan di terowongan. Saat itu Haenul yang yang kakinya digips tidak bisa memanjat untuk keluar dari bis. Setelah semua rombongan keluar terowongan, mereka baru tersadar kalau Haenul masih ada di bis.
Pak Kim Yeongha, Sang Wali Kelas segera kembali ke bis. Ko Haenul berhasil diselamatkan dan dibawa oleh tim PMK ke luar terowongan. Namun sayang sebelum Pak Kim berhasil menjauh, bis meledak. Pak Kim meninggal di tempat kejadian.
Balas Jasa Seorang Murid
Peristiwa ini sangat membekas dalam benak Haenul. Pak Kim ini adalah guru kesayangannya. Setelah pemakaman baru diketahui kalau Pak Kim ini adalah guru sementara. Ini berarti Beliau tidak mempunyai asuransi. Keluarga tidak mendapatkan kompensasi yang layak dari negara dan sekolah.
Bu Song, istri Pak Kim membuka kedai mie untuk menyambung hidup. Haenul membantu Bu Song dengan suka rela setiap hari. Kebetulan Bu Song belum mempunyai anak dan tidak menikah lagi. Haenul sudah dianggap anak sendiri.
Ko Haenul bertekad untuk menjadi guru sebagai balas jasanya untuk Pak Kim. Namun sayang Bu Song tidak menyetujuinya. Bu Song tidak ingin nasib Haenul seperti Pak Kim. Setiap guru baru pasti harus menjadi guru sementara terlebih dahulu. Untuk masalah pengangkatan sebagai guru tetap tergantung dari kebijakan sekolah masing-masing.
Nah nasib guru sementara ini tidak pernah jelas. Berapa lama harus mengajar di sekolah tidak ada ketentuan yang jelas. Kalau pihak sekolah tidak suka maka bisa langsung memecat guru sementara. Masalah gaji juga tergantung dari kebijakan sekolah. Padahal guru sementara ini juga selalu pulang malam sama seperti guru tetap.
Awal baru Sebagai Guru
Ko Haenul (Seo Hyun Jin) ngotot. Dia ingin menjadi guru seperti Pak Kim. Titik. Akhirnya Ko Haenul diterima sebagai guru sementara di SMA Daechi. Wanita cantik ini mengajar Bahasa Korea. Dia secara remsi mendapat panggilan baru, Bu Ko. Ternyata menjadi guru tak semudah yang dibayangkan selama ini. Selain mengajar, banyak sekali tugas administrasi yang harus dikerjakan.
Selain itu ada banyak intrik dan permainan politik dalam sekolah. Bu Ko juga harus menghadapi murid-murid dengan aneka permasalahnnya. Kumpul jadi satu semua permasalahan tersebut. Saat liburan musim dingin Bu Ko sudah masuk sekolah. Tentu saja mengerjakan berbagai tugas admisnitrasi yang tak ada habisnya setiap hari.
Bu Ko stress. Pasti. Inilah alasan kenapa Bu Song tidak setuju Bu Ko menjadi guru. Beliau paham betul bagaimana perjuangan Sang Suami selama menjadi guru sementara. Untunglah kedua orang tua Bu Ko sangat mendukungnya menjadi guru. Meski hanya sebagai guru sementara, Ayah Ibunya sangat bahagia.
Belum juga mulai sekolah sudah ada gosip miring tak sedap. Ada isu kalau Bu Ko masuk SMA Daechi dengan bantuan Pak Moon, pamannya. Pak Moon (Jung Hae Kyun) ini adalah Ketua Urusan Sekolah, setingkat dibawah wakil kepala sekolah. Padahal bu Ko baru tahu kalau Pak Moon ini Pamannya setelah diterima menjadi guru. Pak Moon ini saudara jauh, Bu Ko tidak pernah ketemu. Bu Ko tahunya setelah diberitahu ibunya.
Untunglah Bu Ko masuk ke Tim Pra Perguruan tinggi yang sangat membantu. Tim ini beranggotakan Pak Bae (Lee Chang Hoon), Pak Do (Ha Joon) dan dipimpin oleh Bu Park Seongsun (Ra Mi Ran). Mereka berempat adalah support center Bu Ko. Kemampuan mengajar dan kepandaian Bu Ko diatas rata-rata. Meski guru baru beliau mampu mensejajarkan diri dengan para guru lama. Hal ini yang membuat Bu Ko menonjol diantara guru sementara. Tentu saja bikin iri yang lain.
Ku Jaehyeon dan Jin Yura, dua murid kelas Icarus yang paling pintar. |
Dalam drama ini juga ditunjukkan bagaimana sengitnya perjuangan anak-anak untuk masuk perguruan tinggi bergengsi. Ada kelas icarus yang khusus mengakomodasi kebutuhan belajar anak-anak lever 1 dan 2. Bagaimana dengan anak level 3 kebawah. Otomatis iri banget mereka. Namun bagaimana lagi. Keputusan sekolah seperti itu.
Konflik yang Seru
Konflik dalam drama ini sangat nyata. Ada guru sementara yang sudah mengajar 6 tahun namun belum diangkat menjadi guru tetap. Murid pintar dari keluarga tidak mampu. Wali murid yang selalu turut campur dengan urusan anaknya di sekolah. Guru senior yang reseh dan menekan Bu Ko. Guru senior yang ingin show up tapi tidak punya kemampuan. Guru sementara yang masuk karena kolusi saudaranya. Kepala yayasan yang tidak peka dengan kebutuhan sekolah. Ada juga murid yang memilih keluar dari sekolah karena merasa tidak passion-nya untuk sekolah dan memilih untuk bekerja.
Kompleks dan padat permasalahan dunia pendidikan. Namun semua konflik ini membikin seru. Saya tersentuh saat Bu Ko harus menghadapi Hwang Botong yang ingin keluar sekolah. Bu Ko sangat terpukul. Selama ini Bu Ko selalu menangani siswa yang mempunyai semangat juang tinggi untuk sekolah dan kuliah. Sebagai wali kelas, Bu Ko berjuang mati-matian agar Botong menyelesaikan sekolahnya. Sayang sudah kelas 3 kalau tidak diselesaikan.
Namun Botong sudah bertekad bulat. Selain karena faktor ekonomi, Botong juga merasa tidak mempunyai passion untuk sekolah. Anak ini lebih memilih menjadi animator. Bahkan dia sudah menerbitkan komik di webtoon. Apalagi Sang Ayah sangat mendukung keputusan putranya untuk berhenti sekolah.
Konflik batin terus berkepanjangan. Hingga suatu saat Bu Ko menyadari kalau segala usahanya sia-sia. Akhirnya beliau menyerah dan mengikhlaskan Botong untuk keluar sekolah. Namun beliau memberi syarat. Botong harus menjadi animator yang sukses. Karya komiknya harus banyak dan bermutu. Botong menyanggupi syarat tersebut. Saya meleleh waktu adegan Bu Ko digambar Botong dan menjadi tokoh utama anime-nya. So sweet.
Selama nonton drama ini, saya jadi kangen ngajar lagi. Suasana sekolah dan interaksi antar guru dan murid sangat intens. Akting pemainnya juga menawan. Bahkan para pemain remaja yang berperan sebagai murid aktingnya natural. Make up pun tidak ada yang berlebihan. Sangat natural. Nyaris tanpa make up. Saya merasa nyaman menonton drama ini mulai awal hingga akhir.
Foto : koleksi TvN
Komentar
Posting Komentar