Ketika pertama kali trailer film Breakthrough muncul di channel FOX Movie, saya langsung tertarik. Faktor penarik pertama adalah film ini diangkat dari kisah nyata. Tentang seorang anak yang jatuh ke dalam danau es. Sudah ditunggu-tunggu hari tayangnya. Eh ternyata, saya baru sempat nonton rekaman film ini kemaren sore.
Tokoh utamanya adalah Joyce Smith (Crissy Mets). Seorang ibu rumah tangga dengan seorang remaja tanggung, John Smith (Marcel Rutz). Joyce sebenarnya sedang pusing dengan perubahan perilaku John. Meski Sang Suami, Brian Smith (Josh Lucas) menanggapi santai perubahan tersebut tapi Joyce tidak pernah tenang.
Menurut Brian, wajarlah remaja remaja tanggung memang mengalami perubahan perilaku. Pengaruh hormon dan perubahan lingkungan baru juga mempengaruhinya. Toh John anak yang berprestasi. Remaja ini adalah atlet basket handal di sekolahnya.
Permasalah John
Ternyata John mempunyai masalah yang kompleks. Dia adalah anak angkat pasangan Smith. John berasal dari Guatemala. Ibu kandungnya tidak mengendaki John dan membuangnya. Saat yang sama Brian dan Joyce melakukan misi gereja ke Guatemala. John diadopsi pasangan ini sejak berumur 9 bulan.
John sering diejek teman-temannya mengenai kondisi fisiknya. Hal ini yang selalu membuat John rendah diri. Meski dia mempunya empat sahabat yang solid. Serta kedua orang tua yang sangat menyayangi dengan tulus. Namun Tetap saja kenyataan bahwa dia hanyalah anak angkat selalu menghantui. Setiap menjelang ulang tahun. John menjaga jarak dengan Papa dan Mamanya.
Padahal. Brian dan Joyce Sudah menganggap John sebagai anaknya sendiri. Terutama Joyce. Ibu satu ini cinta mati dengan John, melebihi cintanya pada Brian. Wajarlah, John sudah diasuh sejak bayi. Cinta tulus Joyce terus berkembang seiring waktu.
Pada suatu saat. Setelah bertanding basket John menginap di rumah Sender, sahabatnya. Hanya bertiga seseruan merayakan kemenangan tim basket mereka. Keesokan hari, mereka bermain di sekeliling rumah. Lalu mencoba berseluncur di atas danau yang masih tertutup es.
Sebenarnya mereka bertiga sudah diperingatkan Bapak pemilik restoran untuk keluar dari sana. Lapisan es sudah tipis. Beliau khawatir kalau mereka terperosok. Tak berapa lama lapisan es pecah dan mereka masuk ke danau yang dingin. Sender dan seorang temannnya berhasil memegang pinggir es. Sementara John tertendang kaki ketika mendorong temannya naik ke permukaan. John tenggelam lagi. Susah payah naik ke permukaan. John pingsan sebelum mencapai permukaan.
Kecelakaan John
Bapak pemilik restoran yang baru tahu segera menghubungi 911. Tujuh menit kemudian 2 Petugas Pemadam Kebakaran (PMK) baru masuk ke danau. Mereka berdua berkejaran dengan waktu. Air danau sudah keruh. Tubuh John tidak terlihat. Mereka khawatir kalau John terseret menjauh dari lubang es. Waktu pencarian akan semakin lama, kemungkinan untuk menyelamatkan nyawa John semakin tipis.
Namun ada seorang petugas PMK, Tommy Shine (Mike Colter) yang sangat gigih dalam pencarian. Beliau akhirnya menemukan John dan berhasil mengangkatnya. John sudah 15 menit di dalam air dingin. Tubuhnya sudah dingin dan tidak ditemukan nadi. Namun petugas medis tidak menyerah. John terus di-CPR sampai tiba di rumah sakit.
Begitu sampai UGD terus dilakuakn CPR. Namun tetap tidak muncul nadinya. Saya sangat terharu pada adegan di UGD ini. Sudah 20 menit sejak John tenggelam. Berbagai obat, upaya dan kejut jantung sudah dilakukan. Tetap tidak ada nadi.
Namun dokter penanggung jawab memberikan intruksi untuk tidak boleh berhenti melakukan CPR sampai Ibunya john datang. Perawat Kent yang melakukan CPR menjawab dengan tegas "I don't, Bos", sambil terus melakukan CPR. Padahal perawat Kent sudah mandi keringat saat itu. Beliau tetap fokus untuk CPR.
Ketika Joyce datang dan masuk ke ruang perawatan, barulah Perawat Kent berhenti. Perawat gagah ini hanya bisa berlalu dan tak tega melihat wajah Joyce. Ibu mana yang kuat melihat tubuh anaknya yang tergelak dingin dengan berbagai selang melekat di tubuhnya.
Joyce tidak bisa menerima kenyataan. Dia menangis sambil 'merayu' Tuhan agar mengembalikan anaknya. Dia berdoa nyaris histeris. Dokter dan seluruh perawat yang berada di luar ruangan ikut larut juga dalam kesedihan. Doa Joyce dikabulkan. Tiba-tiba alat pendektesi jantung berbunyi. Dokter dan seluruh perawat menyerbu masuk untuk memberikan pertolongan lanjutan.
Perjuangan Joyce
Joyce dan Brian bahagia john masih hidup. Dokter memanggil Pasangan Smith lagi. Nadi John lemah, kondisinya belum stabil. John akan diterbangkan ke Rumah Sakit di kota. Ada dr Garrett di rumah sakit tersebut. dr Garrett adalah ahli khusus pengobatan pasca tenggelam. Joyce yang takut ketinggian nekat naik helikopter demi menemani sang buah hati.
Begitu sampai rumah sakit tujuan, dr Garrett sudah menunggu. Pasangan Smith bahagia, John sudah dipegang oleh ahlinya. Ternyata kebahagiaan itu tak lama. dr Garret menyatakan John dalam kondisi kritis. Beliau tidak yakin John bisa selamat sampai besok pagi. Joyce dan Brian diminta memanggil saudara dan teman-teman untuk menyampaikan perpisahan pada Jhon.
Selama ini memang belum ada pasien yang selamat setelah tenggelam selama 15 menit dalam air dingin. Kekurangan oksigen dalam otak membuat semua organ dalam tubuh tidak berfungsi. Brian pasrah, namun Joyce tidak. Dia tetap yakin John akan keluar dari rumah dengan berjalan kaki dalam kondisi sehat total. Joyce memohon dr Garrett tidak menyerah dulu. Wanita tangguh ini meminta Sang Dokter menemani John berjuang untuk hidup.
Seluruh teman, tetangga bahkan Brian sudah pasrah. Mereka tinggal menunggu saat kematian John. Joyce marah besar. Wanita ini meminta semua pikiran negatif tentang John meninggal harus dihilangkan. Dia yakin sepenuhnya John akan selamat dan sehat kembali.
Pendeta Jason yang menemani John sangat kuatir dengan kondisi psikis Joyce. Kalau sampai John meninggal Joyce bisa hancur. Secara teori medis sudah tidak ada harapan untuk John. Hanya tinggal menunggu waktu.
Memang ya doa dan keyakinan seorang Ibu langsung tembus ke langit. John tetap bertahan sampai keesokan paginya, meski nadinya masih tetap lemah. dr Garrett melakukan pengecekan lengkap. Ternyata ada pembengkakapn di otak John. Selain itu paru-parunya penuh dnegan darah. John akan dibuat koma untuk pemulihan otaknya. Kalau pembengkakan otak tidak kembali normal, resikonya John akan mengalami kerusakan otak. Beberapa bagian organ tubuhnya mungkin saja tidak akan berfungsi.
Joyce mengabaikan semua pernyataan dr Garrett. Ibu satu ini tetap yakin anaknya akan sembuh total dan sehat seperti sedia kala. Dia terus berdoa, john setelah sembuh tetap akan bermain basket dan menjadi pemain NBA seperti yang dia cita-citakan selama ini.
Demi menunggu John di rumah sakit, Joyce sampai mengorbankan kesehatannya sendiri. Gula darahnya naik mendekati 400. Namun disembunyikan. Dokter memerintahkan agar Joyce istirahat. Namun Joyce menolak. Ibu ini memang begadang selama berhari-hari demi menunggu buah hatinya. Akhirnya Joyce pingsan. Begitu sadar Joyce ingin langsung ke kamar John.
dr Garrett akhirnya mengancam akan mengirim Joyce opname di luar rumah sakit tempat John dirawat. Barulah Joyce menurut untuk istirahat. Beliau merelakan Brian untuk menjaga buah hatinya. Dalam kondisi kesehatan Joyce yang belum pulih benar. Suhu tubuh John terus naik karena efek dari obat yang digunakan untuk membuatnya koma.
Jika diteruskan obat tersebut akan membahayakan otak John juga. Kalau dibangunkan dari koma ada 2 kemungkinan. John sadar atau meninggal karena organ-organ tubuhnya tidak bisa 'bergerak' sendiri. Ada adegan dimana Joyce menangis. Pada adegan ini terlihat bahwa sebenarnya mental Joyce tak sekuat yang terlihat.
Keikhlasan Joyce 'Melepas' John
Joyce selama ini selalu menganggap bahwa John baik-baik saja sebagai fase penyangkalan diri. Dia hanya menghibur dirinya sendiri. Dia tahu betul bagaimana kondisi John. Dia hanya tak siap untuk kehilangan John. Anak tunggal kesayangannya.
Akhirnya Joyce merelakan para dokter untuk melepas semua alat penopang hidup John. Meski harus mengalami kejang hebat. Akhirnya John tersadar. Masa pemulihan pun dimulai. Dua minggu kemudian, John keluar dari rumah sakit dengan berjalan kaki. Persis seperti keyakinan Ibunya selama ini. Setelah rawat jalan di rumah dan terapi yang panjang akhirnya John bisa kembali bermain basket.
Seorang Ibu tiri, ibu angkat atau ibu asuh kalau memang mencintai dengan tulus dan bersungguh-sungguh kelihatan sekali. Kesungguhan dalam merawat sang anak. Ketulusan memberikan cinta dan perhatian. Semua sama seperti seorang Ibu kandung yang merawat dan mencintai anaknya.
Keunggulan Film
Secara garis besar film ini bagus. Baik dari segi pengambilan gambar atau akting pemainnya. Sebagian besar adegan di kamar rumah sakit. Kalau tidak ada aspek lain akan cepat membuat bosan. Saya justru paling suka dengan akting Mike Colter.
Sebagai orang yang menolong John dari danau es dikisahkan mempunyai ikatan batin yang kuat dengan John. Scene Beliau hanya diam melihat televisi yang menyiarkan kondisi John di rumah sakit. Ada yang Colter hanya diam di ambang pintu melihat John yang terbaring koma. Satu adegan lagi ketika Colter duduk di tepi danau, tempat John dan kawan-kawannya jatuh.
Semua adegan itu tanpa dialog tapi tatapan mata, mimik wajah dan bahasa tubuhnya 'dapat' banget. Saya bisa merasakan kalau Tommy tuh sangat mengkhawatirkan kondisi John. Beliau sangat cemas kalau John sampai meninggal.
Saya paling suka dengan adegan Colter yang duduk di pinggir danau. Ada perubahan yang sangat kentara saat Beliau duduk sendirian dan tiba-tiba John datang menyapanya. Kemudian Tommy dan John duduk berdua bercakap-cakap sambil memandang danau. Auranya langsung berubah dengan saat Colter duduk sendirian. Keren. Tanpa dialog tapi bisa tersampaikan emosinya.
Foto: pinjam pakai dari google
Komentar
Posting Komentar