Sudah sebulan lebih kita menjalani karantina mandiri di rumah saja. Banyak hal yang terjadi. Tidak bisa dipungkiri keberadaan pandemi virus Covid19 ini membawa perubahan dalam hidup kita. Apa saja itu?
1. Pola Hidup Sehat
Belum ada satu pun obat untuk menyembuhkan virus Covid19. Jalan satu-satunya adalah mencegahnya masuk ke tubuh. Imun tubuh harus dijaga agar dalam kondisi bagus terus. Caranya? pola hidup sehat.
Makan makanan yang seimbang gizinya. Perbanyak makan sayur dan buah. Masak makanan dari bahan yang masih segar. Tidak mengkonsumsi makanan instan, makanan cepat saji, makanan berpengawet serta makanan dengan banyak MSG dan vitsin.
Selain itu juga harus olah raga secara teratur setiap hari. Kalau memang tidak bisa, 3 atau 4 kali dalam satu minggu. Tidak perlu ke pusat kebugaran. Bisa dilakukan di rumah saja, Naik turun tangga atau senam ringan dengan panduan video di rumah.
Pada awalnya mungkin pola hidup sehat ini dilakukan karena terpaksa. Atas dasar takut kalau virus Covid19 masuk tubuh. Setelah sebulan lebih bagaimana? jadi terbiasa. Kalau tidak olah raga badan rasanya pegal-pegal.
Jaga kebersihan diri seperti misalnya yang paling sepele cuci tangan dengan benar. Dahulu cuci tangan sering dilakukan secara kilat. Asal tangan basah. Asal tangan kena sabun. Selesai.
Sekarang? cuci tangan minimal 20 detik seluruh jari tangan sesuai dengan standart WHO. Anak-anak yang masih kecil pun patuh. Pada awalnya mungkin masih harus sering diingatkan. Lama kelamaan sudah jalan sendiri secara otomatis.
2. Produktif
Pertama kali pemerintah menetapkan agar isolasi mandiri bagi masyarakat, terbersit banyak pertanyaan. Kalau di rumah ngapain saja nih? Bagi yang terbiasa bekerja di luar rumah terbayang bosannya di rumah terus.
Bagi yang Work From Home memang hari kerja masih tetap bekerja seperti biasa. Namun akhir pekan tetap di rumah. Kalau dulu biasanya akhir pekan pergi jalan-jalan ke Mall atau liburan ke luar kota sejenak. Setelah beberapa lama akhirnya bosan juga hanya nonton televisi, nonton film atau hanya main game saja.
Mata mulai melihat-lihat kondisi rumah. Mencari kegiatan untuk menghilangkan kebosanan. Ada gudang yang sudah ratusan purnama berantakan. Mulailah gudang dibereskan. Lemari pakaian yang sudah penuh disortir ulang. Rak buku yang berjubel ditata kembali. Buku-buku tua diturunkan demi mengurangi debu.
Hobi lama kembali dilirik. Peralatan pertukangan yang sudah berdebu. Koleksi alat perbengkelan yang lama terbengkalai. Peralatan jahit yang teronggok di lemari terkunci. Berbagai peralatan masak yang masih dalam dus belum dibuka sama sekali sejak dibeli, mulai sering digunakan. Hobi lama yang dulu tak sempat disentuh. Kini kembali digeluti.
Mulanya hanya untuk mengalihkan fikiran dari rasa bosan, Lama-kelamaan jadi asyik sendiri. Bahkan bisa bermanfaat. Ada pula yang bisa dijual. Lumayan bisa menambah penghasilan.
3. Kreatif
Ada ungkapan yang bilang the power of kepepet. Kalau diterjemahkan secara bebas, kemampuan diri justru akan keluar semua saat dalam kondisi terdesak. Kalau menurut saya, kentara sekali di kalangan Ibu-ibu jadi kreatif. Kondisi sekolah dan bekerja di rumah saja menjadi tantangan tersendiri buat para Ibu.
Ibu menjadi orang penting di keluarga. Para ibu mendadak harus menjadi chef, guru, perawat, cleaning service, sekertaris atau asisten pribadi suami. Pusing. Capek. Pastinya. Semua peran itu harus dijalankan dari mulai bangun tidur sampai tidur lagi.
Keriuhan anak-anak selama di rumah yang tak kunjung selesai. Mulut yang selalu ingin mengunyah. Lapar terus sepanjang hari. Cek dan ricek kesehatan seluruh keluarga. Perhatikan semua kebersihan rumah dan di sekitar rumah. Jadi operator dadakan untuk tugas online anak-anak.
Banyak ibu yang melakukan semua itu tanpa bantuan asisten rumah tangga. Plus dengan anggaran yang terbatas. Bisa jadi karena kondisi keuangan suami yang mendadak turun dan tabungan yang mulai menipis. Alhamdulillah. Para ibu masih sehat dan tetap waras hingga saat ini.
Para ibu dituntut untuk kreatif. Putar otak gimana caranya bisa masak banyak dengan anggaran yang terbatas. Para ibu juga harus kreatif bisa belanja dengan aman dalam kondisi pandemi seperti ini. Ibu juga jadi lebih kreatif dengan anak-anak. Berbagai permainan harus diciptakan agar anak-anak tetap bisa betah di rumah.
4. Diversifikasi Usaha
Tingkat kreatifitas yang melonjak tinggi tidak hanya dialami para ibu. Namun juga para orang Ayah atau Ibu sebagai orang tua tunggal untuk mencari nafkah demi keluarganya. Pandemi Covid 19 paling memukul kalangan wisausaha.
Jaman ikut pelatihan wirausaha dulu, salah seorang mentor berkata pengusaha yang sukses adalah pengusaha yang kreatif dan cepat tanggap dengan perubahan pasar. Modal utama seorang pengusaha adalah kreatifitas. Bukan uang ataupun skill.
Selama masa pandemi virus Covid19 terjadi penurunan omset besar-besar. Ada beberapa teman pengusaha yang langsung banting setir. Demi tetap bisa menghidupi karyawannya. Banyak dari mereka yang rela harus jungkir balik merintis usaha baru dari nol lagi.
Seorang teman petani tanaman bunga. Pada awal Februari beberapa toko bunga yang mulai membatalkan pesanannya. Beliau merelakan 50% lahan bunganya dihancurkan dan mulai menanam jahe, temulawak, kunyit, dan sereh.
Ketika pesanan bunga mulai banyak yang dibatalkan. Beliau membabat habis seluruh tanaman bunga hias. Lahannya khusus untuk menanam berbagai tanaman toga yang dibutuhkan masyarakat. Beliau dan istrinya kembali turun ke kebun untuk mengajari para pegawainya.
Saat ini, Beliau bukan saja menjual tanaman obat tradisional. Beliau juga memproduksi berbagai minuman herbal, Baik yang sudah siap minum maupun dalam bentuk kering yang tinggal diseduh air panas.
Ini cerita yang lain. Tentang seorang teman yang usaha percetakan undangan dan berbagai souvernir untuk pernikahan, event, dan workshop. Banting setir membuat aneka kemasan makanan dari kertas. Lengkap dengan cetak logo atau stikernya.
Barang barunya ini ditawarkan ke berbagai restoran, tempat catering yang buka catering harian atau penjual makanan. Bagi yang belum punya merek akan dibuatkan secara gratis. Serta diijinkan logo tersebut digunakan sampai kapan saja.
Teman yang punya usaha jahit rumahan sudah borong kain untuk memenuhi pesanan baju saat ramadhan dan Idul Fitri. Para kolega satu persatu mulai membatalkan pesanan. Modal terlanjur dibelikan kain semua. Tak tega melihat karyawannya di PHK, Beliau menjual mobilnya. Banting setir membuat masker dan baju APD untuk paramedis. Seluruh bahan baku kain digudangkan.
Ketika keluar anjuran pemerintah untuk wajib menggunakan masker kain. Stock kain di gudang kembali dikeluarkan. Separuh pegawainya membuat masker kain. Beliau mendisain baju dan hijab yang dilengkapi masker kain dengan warna senada.
Musibah ternyata bisa menjadi anugerah bagi orang-orang yang ikhlas untuk menerimanya. Sedih ketika usaha menurun boleh saja. Namun harus segera bangkit lagi.
5. Religius
Apakah kita menjadi semakin banyak berdoa sejak terjadinya pandemi Covid19. Korban terus meningkat jumlahnya. Pasien yang meninggal masih bertambah. Bukan saja kalangan pasien yang meninggal. Paramedis yang bertugas juga semkain banyak yang meninggal.
Apalagi sejak bulan maret beberapa daerah menyatakan rumah sakit isolasi khusus pasien positif Covid19 sudah penuh. Uang banyak. Koneksi kuat. Tak ada gunanya. Virus ini belum ada obatnya sama sekali.
Kondisi ekonomi negara sedang terguncang. Banyak aktivitas ekonomi yang tiba-tiba melambat. Bahkan ada yang langsung berhenti sama sekali. Semua lapisan masyarakat terkena dampak ekonomi ini. PHK sudah mulai banyak. Para pekerja yang mengandalkan penghasilan harian banyak yang tumbang.
Banyak doa yang selalu terucap tiap detik. Agar diri dan seluruh keluarga selalu sehat. Tidak terkena virus Covid19 atau pun penyakit lainnya. Doa minta kecukupan rejeki juga terus berkumandang disegala penjuru. Minta belas kasihan Allah Subhanahu Wa Ta'ala agar bisa tercukupi kebutuhan dasar untuk kehidupan keluarga. Selalu mohon kemurahan Allah Subhanahu Wa Ta'ala agar bisa tercukupi kebutuhan makan untuk keluarga.
Tidak ada sesuatu apapun yang terjadi di dunia ini tanpa seijin Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Meski itu bencana dan ujian seberat mungkin. Selama kita selalu dekat dengan Allah Subhanahu Wa Ta'ala, insyaa Allah kita akan baik-baik saja. Allah Subhanahu Wa Ta'ala akan selalu menjaga kita. Yakin!
Makan makanan yang seimbang gizinya. Perbanyak makan sayur dan buah. Masak makanan dari bahan yang masih segar. Tidak mengkonsumsi makanan instan, makanan cepat saji, makanan berpengawet serta makanan dengan banyak MSG dan vitsin.
Selain itu juga harus olah raga secara teratur setiap hari. Kalau memang tidak bisa, 3 atau 4 kali dalam satu minggu. Tidak perlu ke pusat kebugaran. Bisa dilakukan di rumah saja, Naik turun tangga atau senam ringan dengan panduan video di rumah.
Pada awalnya mungkin pola hidup sehat ini dilakukan karena terpaksa. Atas dasar takut kalau virus Covid19 masuk tubuh. Setelah sebulan lebih bagaimana? jadi terbiasa. Kalau tidak olah raga badan rasanya pegal-pegal.
Jaga kebersihan diri seperti misalnya yang paling sepele cuci tangan dengan benar. Dahulu cuci tangan sering dilakukan secara kilat. Asal tangan basah. Asal tangan kena sabun. Selesai.
Sekarang? cuci tangan minimal 20 detik seluruh jari tangan sesuai dengan standart WHO. Anak-anak yang masih kecil pun patuh. Pada awalnya mungkin masih harus sering diingatkan. Lama kelamaan sudah jalan sendiri secara otomatis.
2. Produktif
Pertama kali pemerintah menetapkan agar isolasi mandiri bagi masyarakat, terbersit banyak pertanyaan. Kalau di rumah ngapain saja nih? Bagi yang terbiasa bekerja di luar rumah terbayang bosannya di rumah terus.
Bagi yang Work From Home memang hari kerja masih tetap bekerja seperti biasa. Namun akhir pekan tetap di rumah. Kalau dulu biasanya akhir pekan pergi jalan-jalan ke Mall atau liburan ke luar kota sejenak. Setelah beberapa lama akhirnya bosan juga hanya nonton televisi, nonton film atau hanya main game saja.
Mata mulai melihat-lihat kondisi rumah. Mencari kegiatan untuk menghilangkan kebosanan. Ada gudang yang sudah ratusan purnama berantakan. Mulailah gudang dibereskan. Lemari pakaian yang sudah penuh disortir ulang. Rak buku yang berjubel ditata kembali. Buku-buku tua diturunkan demi mengurangi debu.
Hobi lama kembali dilirik. Peralatan pertukangan yang sudah berdebu. Koleksi alat perbengkelan yang lama terbengkalai. Peralatan jahit yang teronggok di lemari terkunci. Berbagai peralatan masak yang masih dalam dus belum dibuka sama sekali sejak dibeli, mulai sering digunakan. Hobi lama yang dulu tak sempat disentuh. Kini kembali digeluti.
Mulanya hanya untuk mengalihkan fikiran dari rasa bosan, Lama-kelamaan jadi asyik sendiri. Bahkan bisa bermanfaat. Ada pula yang bisa dijual. Lumayan bisa menambah penghasilan.
3. Kreatif
Ada ungkapan yang bilang the power of kepepet. Kalau diterjemahkan secara bebas, kemampuan diri justru akan keluar semua saat dalam kondisi terdesak. Kalau menurut saya, kentara sekali di kalangan Ibu-ibu jadi kreatif. Kondisi sekolah dan bekerja di rumah saja menjadi tantangan tersendiri buat para Ibu.
Ibu menjadi orang penting di keluarga. Para ibu mendadak harus menjadi chef, guru, perawat, cleaning service, sekertaris atau asisten pribadi suami. Pusing. Capek. Pastinya. Semua peran itu harus dijalankan dari mulai bangun tidur sampai tidur lagi.
Keriuhan anak-anak selama di rumah yang tak kunjung selesai. Mulut yang selalu ingin mengunyah. Lapar terus sepanjang hari. Cek dan ricek kesehatan seluruh keluarga. Perhatikan semua kebersihan rumah dan di sekitar rumah. Jadi operator dadakan untuk tugas online anak-anak.
Banyak ibu yang melakukan semua itu tanpa bantuan asisten rumah tangga. Plus dengan anggaran yang terbatas. Bisa jadi karena kondisi keuangan suami yang mendadak turun dan tabungan yang mulai menipis. Alhamdulillah. Para ibu masih sehat dan tetap waras hingga saat ini.
Para ibu dituntut untuk kreatif. Putar otak gimana caranya bisa masak banyak dengan anggaran yang terbatas. Para ibu juga harus kreatif bisa belanja dengan aman dalam kondisi pandemi seperti ini. Ibu juga jadi lebih kreatif dengan anak-anak. Berbagai permainan harus diciptakan agar anak-anak tetap bisa betah di rumah.
4. Diversifikasi Usaha
Tingkat kreatifitas yang melonjak tinggi tidak hanya dialami para ibu. Namun juga para orang Ayah atau Ibu sebagai orang tua tunggal untuk mencari nafkah demi keluarganya. Pandemi Covid 19 paling memukul kalangan wisausaha.
Jaman ikut pelatihan wirausaha dulu, salah seorang mentor berkata pengusaha yang sukses adalah pengusaha yang kreatif dan cepat tanggap dengan perubahan pasar. Modal utama seorang pengusaha adalah kreatifitas. Bukan uang ataupun skill.
Selama masa pandemi virus Covid19 terjadi penurunan omset besar-besar. Ada beberapa teman pengusaha yang langsung banting setir. Demi tetap bisa menghidupi karyawannya. Banyak dari mereka yang rela harus jungkir balik merintis usaha baru dari nol lagi.
Seorang teman petani tanaman bunga. Pada awal Februari beberapa toko bunga yang mulai membatalkan pesanannya. Beliau merelakan 50% lahan bunganya dihancurkan dan mulai menanam jahe, temulawak, kunyit, dan sereh.
Ketika pesanan bunga mulai banyak yang dibatalkan. Beliau membabat habis seluruh tanaman bunga hias. Lahannya khusus untuk menanam berbagai tanaman toga yang dibutuhkan masyarakat. Beliau dan istrinya kembali turun ke kebun untuk mengajari para pegawainya.
Saat ini, Beliau bukan saja menjual tanaman obat tradisional. Beliau juga memproduksi berbagai minuman herbal, Baik yang sudah siap minum maupun dalam bentuk kering yang tinggal diseduh air panas.
Ini cerita yang lain. Tentang seorang teman yang usaha percetakan undangan dan berbagai souvernir untuk pernikahan, event, dan workshop. Banting setir membuat aneka kemasan makanan dari kertas. Lengkap dengan cetak logo atau stikernya.
Barang barunya ini ditawarkan ke berbagai restoran, tempat catering yang buka catering harian atau penjual makanan. Bagi yang belum punya merek akan dibuatkan secara gratis. Serta diijinkan logo tersebut digunakan sampai kapan saja.
Teman yang punya usaha jahit rumahan sudah borong kain untuk memenuhi pesanan baju saat ramadhan dan Idul Fitri. Para kolega satu persatu mulai membatalkan pesanan. Modal terlanjur dibelikan kain semua. Tak tega melihat karyawannya di PHK, Beliau menjual mobilnya. Banting setir membuat masker dan baju APD untuk paramedis. Seluruh bahan baku kain digudangkan.
Ketika keluar anjuran pemerintah untuk wajib menggunakan masker kain. Stock kain di gudang kembali dikeluarkan. Separuh pegawainya membuat masker kain. Beliau mendisain baju dan hijab yang dilengkapi masker kain dengan warna senada.
Musibah ternyata bisa menjadi anugerah bagi orang-orang yang ikhlas untuk menerimanya. Sedih ketika usaha menurun boleh saja. Namun harus segera bangkit lagi.
5. Religius
Apakah kita menjadi semakin banyak berdoa sejak terjadinya pandemi Covid19. Korban terus meningkat jumlahnya. Pasien yang meninggal masih bertambah. Bukan saja kalangan pasien yang meninggal. Paramedis yang bertugas juga semkain banyak yang meninggal.
Apalagi sejak bulan maret beberapa daerah menyatakan rumah sakit isolasi khusus pasien positif Covid19 sudah penuh. Uang banyak. Koneksi kuat. Tak ada gunanya. Virus ini belum ada obatnya sama sekali.
Kondisi ekonomi negara sedang terguncang. Banyak aktivitas ekonomi yang tiba-tiba melambat. Bahkan ada yang langsung berhenti sama sekali. Semua lapisan masyarakat terkena dampak ekonomi ini. PHK sudah mulai banyak. Para pekerja yang mengandalkan penghasilan harian banyak yang tumbang.
Banyak doa yang selalu terucap tiap detik. Agar diri dan seluruh keluarga selalu sehat. Tidak terkena virus Covid19 atau pun penyakit lainnya. Doa minta kecukupan rejeki juga terus berkumandang disegala penjuru. Minta belas kasihan Allah Subhanahu Wa Ta'ala agar bisa tercukupi kebutuhan dasar untuk kehidupan keluarga. Selalu mohon kemurahan Allah Subhanahu Wa Ta'ala agar bisa tercukupi kebutuhan makan untuk keluarga.
Tidak ada sesuatu apapun yang terjadi di dunia ini tanpa seijin Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Meski itu bencana dan ujian seberat mungkin. Selama kita selalu dekat dengan Allah Subhanahu Wa Ta'ala, insyaa Allah kita akan baik-baik saja. Allah Subhanahu Wa Ta'ala akan selalu menjaga kita. Yakin!
Komentar
Posting Komentar