Nasi pecel sudah menjadi makanan sejuta umat. Di Surabaya banyak sekali penjual nasi pecel. Meski kebanyakana penjual menggelar dagangannya pada pagi hari. Namun pagi, siang, sore bahkan malam hari tetap ada penjual nasi pecel di Surabaya. Baik yang kaki lima maupun kelas restoran.
Jenisnya pun beragam. Ada nasi pecel Madiun, nasi pecel Kediri, nasi pecel Ponorogo, nasi pecel pincuk dan ada juga nasi pecel rawon. Nasi pecel yang diguyur kuah rawon. Setiap nasi pecel tersebut mempunyai kekhasan masing-masing.
Nasi pecel ini termasuk makanan yang sederhana dan mudah dibuat sebenarnya. Terdiri dari berbagai sayuran yang dikukus atau direbus. Jenis sayuran bebas, tergantung selera. Ada yang menggunakan bayam, kangkung, daun ketela pohon, kenikir, bunga turi, kubis yang dirajang, kacang panjang, sawi hijau atau sawi putih. Sayuran yang sepertinya wajib hadir adalah kecambah panjang.
Sebagai saosnya biasa disebut sambal pecel. Bahannya adalah bumbu kacang, gula merah, asam jawa, bawang merah, bawang putih, cabai rawit, cabai besar, kencur dan daun jeruk. Kebetulan Bundhe saya rahimullah penjual pecel selama puluhan tahun. Beliau membuat sambal pecel kacang dengan ditumbuk menggunakan alu besi. Kalau sudah setengah halus, semua bumbu lain dimasukkan. Lalu tumbuh sampai halus dan kalis.
Nanti kalau mau makan, bumbu pecel dilarutkan dengan air lalu siramkan di atas sayuran yang sudah matang. Kalau saya tidak pernah bikin sendiri sambal pecel. Selalu beli. Bumbu pecel kalau di masukkan kulkas bagian bawah bisa tahan sampai satu bulan. Gampang kan resep nasi pecel? Tapi entah kenapa saya kok malah lebih suka beli dari pada buat sendiri. Demi memakmurkan kehidupan para penjual pecel. Halah. Ini sih cuma pencitraan. Aslinya males saja hehe.
Bagaimana rasa nasi pecel? Kalau soal rasa itu tergantung selera. Mayoritas rasanya gurih pedas. Ada juga yang sedikit manis seperti nasi pecel Ponorogo. Kalau nasi pecel ala Madiun dan Kediri menggunakan tambahan sambal tumpang. Kalau saya sih labih suka yang ada sambal tumpangnya. Sambal kacang jika bertemu dengan sambal tumpang lebih kaya rasa.
Nasi Pecel Mbok Mi
Penjual nasi pecel enak Surabaya yang sudah jadi langganan saya adalah nasi pecel bambu runcing. Saya baru ketemu lagi nasi pecel yang enak di Jalan Golf no 52 Surabaya. Nasi pecel Mbok Mi. Masuk saja ke komplek Marinir Jalan Golf Jogoloyo, yang ada di sebelah Yani Golf. Warungnya ada di sebelah kanan jalan, sekitar 500 meter dari pintu gerbang masuk.
Mbok Mie berjualan nasi pecel sejak tahun 1963. Sebenarnya jualannya nasi pecel, nasi krengsengan dan rawon. Namun yang paling laris adalah nasi pecel. Dahulu Beliau masih berjualan dengan menggunakan meja di depan kontrakannya. Lokasi awalnya di dekat pintu gerbang masuk komplek marinir. Lalu pindah-pindah sesuai tempat kontrakan. Namun tetap di sekitar jalan Golf.
Sekitar tahun 1980-an. Mbok Mi dan suami alhamdulillah bisa beli rumah di lokasi yang sekarang. Ketika usia semakin menua beliau menyerahkan usaha ini ke anak perempuannya. Saat ini, seluruh proses pemasakan dan penjulaan ditangani langsung oleh anaknya.
Meski begitu beliau masih sering berada di warung untuk membantu pekerjaan yang ringan-ringan. Sering kali hanya nggobrol dengan pelanggan lama yang sedang menunggu pesananya selesai. Beruntung pagi ini saya bisa langsung dilayani Mbok Mi. Anak beliau sedang memasak di dapur.
Nasi pecel di sini ada berbagai lauk tambahan. Telur mata sapi, telur dadar, telur bumbu bali, ayam goreng, bandeng presto, dadar jagung, rempelo ati goreng, daging goreng, serta tahu tempe goreng. Harga sesuai dengan tambahan lauknya. Harganya juga standar. Nasi pecel dengan lauk ayam goreng Rp 12.000. Harga tergantung dengan naik turunnya bahan baku ya.
Kebetulan, saya bungkus nasi pecel agak banyak jadi bisa ngobrol lebih lama dengan Mbok Mi. Meski sudah sepuh hampir 80 tahun beliau masih sehat dan cekatan. Mbok Mi bercerita tentang dunia perpecelan. Beliau juga bercerita suka duka mulai berjualan pecel hingga bisa sebesar sekarang. Masyaa Allah bahagia sekali mendapat tambahan ilmu dan inspirasi dari Mbok Mi yang tangguh dan luar biasa semangatnya. Insyaa Allah cerita dari Mbok Mi akan saya buat tulisan khusus,
Mendadak jadi kangen nasi pecel buatan Budhe. Semasa hidupnya, Budhe berjuang jungkir balik menghidupi keluarganya, dengan berjualan pecel di depan rumah selama puluhan tahun. Ketika Budhe dalam kondisi sakit pun masih tetap berjualan. Bapak sampai memaksa setengah mengancam agar Budhe berhenti berjualan dan istirahat total.
Komentar
Posting Komentar