SPBU yang menjadi tempat persinggahan mobil pribadi |
Sejak bulan Oktober, Saya dan suami harus ke luar kota beberapa kali karena urusan pekerjaan. Saat harus berangkat pertama kali rasanya bimbang sekali. Ada banyak hal yang harus kami pertimbangkan sebelum berangkat. Faktor kesehatan tentu saja menjadi pertimbangan utama. Kalau boleh memilih, kami inginn tak perlu berangkat. Bagaimana lagi pekerjaan tak bisa ditunda.
Ya sudahlah bismillah. Berangkat. Tentu saja keberangkatan kami bukan cuma modal bismillah. Ada ikhtiar yang harus dilakukan untuk tetap menjaga kesehatan saat pandemi. Kami sempat bimbang memilih moda transportasi untuk pergi keluar kota. Pasti akan berkumpul dengan banyak orang dalam satu area, pakai AC sentral dan dalam waktu yang lama.
Kami berdiskusi cukup lama. Ada banyak hal yang dipertimbangkan. Hal ini meliputi jarak tempuh ke kota tujuan dan perkiraan waktu selama perjalanan dari kota kami ke kota tujuan. Berikut ini pilihan moda tansportasi yang kami gunakan:
1. Mobil
Pilihan pertama kami untuk ke luar kota adalah dengan menggunakan mobil. Baik mobil pribadi atau sewa di rental mobil. Kalau pakai mobil sewa pastikan agar tidak menggunakan sopir dari rental. Pilih lepas kunci saja. Sebelum menggunakan mobil semprot seluruh lapisan dalam dan gagang mobil dengan cairan desinfekan.
Kalau memang waktu tempuh ke kota tujuan sekitar 6 jam atau kurang dari 6 jami, kami memilih naik mobil. Istirahat di rest area bisa 1 kali. Begitupun dengan isi bensin hanya 1 kali. Kami sebisa mungkin menghindari bertemu dengan banyak orang. Pastikan untuk memilih rest area dan pom bensin yang sepi.
Kami memilih mobil sebagai pilihan pertama karena kontrol keputusan ada pada kami. Ini yang bikin kami nyaman karena yakin dengan keamanan selama perjalanan. Meski begitu tetap harus mematuhi protokol kesehatan selama berada di mobil. Wajib menggunakan masker dan bawa hand sanitizer.
2. Pesawat Terbang
Kami memilih pesawat terbang kalau memang harus luar kota jauh atau ke luar pulau. Sebelum beli tiket pesawat, lebih baik cek dulu testimoni para pengguna maskapai penerbangan. Ternyata ada maskapai yang tidak menerapkan jaga jarak saat di dalam pesawat. Penumpang duduk berdempetan tanpa ada jeda kursi kosong. Agak was-was juga kalau harus duduk berdempetan di pesawat.
Perlu dipahami untuk moda transportasi pesawat menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Baik di bandara ataupun selama di pesawat. Pengecekan penumpang di Bandara berlangsung ketat dan teliti. Pada hari dan jam sibuk dengan banyak penumpang tentu akan berakibat antrian panjang. Lebih baik datang ke bandara 2 atau 3 jam sebelum keberangkatan.
Saat masuk bandara persiapkan semua dokumen yang harus diperiksa untuk mempersingkat waktu antrian. Lebih baik sudah SWAB PCR sebelum masuk bandara. Waktu tunggu di bandara akan lebih singkat. Selain itu gunakan masker yang nyaman karena akan digunakan dalam waktu yang lama. Jangan lupa bawa banyak cadangan masker. Mungkin saja perlu ganti masker berkali-kali selama menunggu di bandara dan dalam pesawat.
3. Kereta Api
Saya belum menggunakan lagi kereta api sejak oktober. Sama dengan moda transportasi publik lainnya. PT KAI juga menerapkan protokol kesehatan yang ketat untuk seluruh penumpang dan crew kereta api. Para penumpang wajib rapid tes dan menggunakan masker selama dalam kereta api.
Kalau menempuh perjalanan jauh dalam pulau bisa menggunakan kereta api sebagai alternatif selain pesawat terbang. Pada setiap gerbong kereta api berlaku juga jaga jarak duduk antar penumpang. Sebelah penumpang akan dikosongi. Hal ini berlaku baik di kelas ekonomi, bisnis maupun eksekutif.
Satu hal lagi keuntungan menggunakan kereta api adalah pemesanan tiket menggunakan KTP. Sama seperti pesawat terbang. Jika ada penumpang positif covid-19 maka seluruh penumpang akan terdeteksi dengan mudah.
Salah satu hal penting ketika naik kereta api, jangan berkeliaran selama dalam perjalanan. Bagi Anda yang biasanya jalan-jalan keliling dari gerbong depan sampai yang paling belakang, hentikan kebiasaan ini. Bagi Anda yang lebih suka berlama-lama di gerbong restorasi, jangan dilakukan lagi. Tetaplah diam di tempat duduk Anda selama dalam perjalanan.
Kurangi sesedikit mungkin Anda menyentuh bagian-bagian kereta api. Selain itu usahakan sesedikit mungkin berinteraksi dengan penumpang dan crew kereta api selama dalam perjalanan.
4. Kapal Laut
Selama pandemi, saya belum pernah naik kapal laut. Apa yang saya tulisankan ini berdasarkan pengalaman para pengguna kapal laut. Tentu saja protokol kesehatan diterapkan dengan ketat. Sama dengan moda transportasi pesawat dan kereta api.
Satu hal yang perlu diperhatikan oleh penumpang kapal laut khususnya kelas ekonomi. Kabin tempat istirahat untuk kelas ekonomi biasanya ada banyak orang dalam satu ruangan. Kapasitas penumpang memang dikurangi selama pandemi. Meski begitu para penumpang harus menerapkan protokol kesehatan untuk pribadi secara ketat dan disiplin tinggi.
Bila memungkinkan, lebih sering di tempat terbuka selama perjalanan di kapal. Usahakan sesedikit mungkin berada dalam ruangan dengan banyak orang di dalamnya.
5. Bis
Moda transportasi satu ini bisa dibilang paling longgar dalam penerapan protokol kesehatan standar covid-19. Tergantung perhatian dan kedisiplinan para awak bis. Jangan heran kalau penerapan protokol kesehatan antara 1 bis dengan bis yang lain berbeda.
Saya belum pernah sama sekali naik bis untuk ke luar kota selama satu tahun ini. Kalau memang Anda terpaksa harus naik bis, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dengan seksama.
Usahakan naik bis saat hari kerja. Jangan sampai menggunakan bis saat akhir pekan atau libur panjang. Pada dua waktu terakhir ini kuantitas penumpang akan naik jumlahnya. Kalau sudah banyak calon penumpang urusan jaga jarak jadi terabaikan.
Satu hal lagi, usahakan naik bis yang tidak menggunakan AC. Buka semua jendela dalam bis agar sirkulasi udara mengalir lancar. Kalau memang terpaksa harus naik bis AC, usahakan duduk di dekat pintu. Saat pintu dibuka otomatis akan mengalirkan udara alami ke dalam dan luar bis.
Itulah pilihan moda transportasi yang bisa digunakan untuk perjalanan ke luar kota. Bagi Anda yang akan ke luar kota lebih baik dipikirkan dengan matang. Berbagai perusahaan moda transportasi memang sudah menerapkan protokol kesehatan. Bukan berarti kita bisa seenaknya sendiri untuk bepergian. Pastikan bahwa pergi ke luar kota memang sangat mendesak dan harus dilakukan. Kalau memang segala pekerjaan atau urusan di luar kota masih bisa diselesaikan by phone atau email, lebih baik tak usah pergi ke luar kota.
Foto oleh Ugik Madyo
Komentar
Posting Komentar