Saya kenal pertama kali dengan Mbak Tatit Ujiani, saat pertemuan komunitas Penulis Anak Jawa Timur di rumah Mbak Dian Kristiani. Pertemanan kita masih timbul tenggelam saat itu. Timbul kalau pas ada acara komunitas. Tenggelam saat kita sama-sama asyik berkutat di dunia lain.
Sebenarnya, saya ada hutang budi dengan Mbak Tatit. Beliau yang memperkenalkan saya pertama kali ke komunitas blogger Surabaya. Saat itu saya sedang malas bersentuhan dengan dunia penulisan buku anak tapi masih ingin terus menulis. Saya mulai tengok kanan kiri.
Kalau nulis di blog kayaknya asyik nih. Saya mulai tanya-tanya teman lama yang saat itu sudah menjadi blogger. Pertanyaan pertama saya, jadi blogger dapat duitnya dari mana? review produk dan undangan event. Baiklah kalau begitu. Saya mantap banting setir jadi penulis blog.
Sebagai anak komunitas, saya pasti cari komunitas blogger di Surabaya terlebih dahulu. Saya mulai berburu informasi di media sosial. Kok ya pas Mbak Tatit posting suatu acara dengan komunitas blogger Surabaya. Langsung saja saya japri beliau. Tak lama kemudian saya langsung dimasukan ke grup whatsapp blogger Surabaya. Saat itu nama komunitasnya masih salah satu grup blog yang berpusat di Jakarta. Sampai akhirnya berubah nama menjadi Ning Bloger Suroboyo.
Saya semenjak bergabung dalam grup whataapp blogger Surabaya ini semakin akrab dengan Mbak Tatit. Mayoritas anggota komunitas blogger Surabaya ini masih usia 20an dan single. Anggota grup ini meskipun masih muda tapi sudah master blogger, banyak juga blogger senior. Saya asli minder banget. Untunglah ada Mbak Tatit yang selalu membesarkan hati saya.
Rumah Maya Tatit
Kalau bertandang ke blog Mbak Tatit, saya paling sering menuju ke folder kuliner dan kisah. Jika membaca blog Mbak Tatit ini sama seperti mendengarkan beliau berbicara. Gaya penulisan Mbak Tatit di blog sama dengan gaya berbicara beliau kalau ketemu langsung.
Inilah yang membuat saya betah berlama-lama main ke rumah maya Mbak Tatit. Kebetulan hobi saya adalah kuliner jujugan pertama ya ke folder kuliner. Teman makan yang di-review oleh Mbak Tatit bukan tempat makan biasa. Selalu unik. Gaya penulisan Mbak Tatit membuat saya seakan ada di lokasi tersebut.
Saya kalau lagi nganggur suka baca-baca di folder blog kisah. Aslinya sih tulisan curhat. Nah yang saya suka di tulisan kisah, beliau hadir sebagai sosok manusia dengan segala emosi positif negatif. Sosok beliau hadir dengan sisi yang manusiawi.
Bukan curhat lebai. Bukan pula curhat yang sok bijak. Saat mengalami masalah wajar kan kalau marah, sedih atau kecewa. Semua emosi tersebut dituliskan tak berlebihan. Ada proses healing yang juga diceritakan hingga akhirnya bisa ikhlas menerima dan menjalani segala konsekuensinya. Tentu saja ada solusinya juga. Tulisan beliau di folder kisah ini jadi pembelajaran banget buat saya.
Folder kisah ini tak melulu isinya tulisan melow. Ada juga yang bikin senyum-senyum sendiri. Saya paling nggak bisa nahan ketawa pas baca artikel tentang 'roti sobek' Jojo. Saya otomatis mengingat kenangan beberapa tahun silam, chat grup emak-emak heboh bahas 'roti sobek' sampai beberapa minggu.
Eh iya Mbak Tatit ini juga pandai memasak. Beliau sering posting aneka resep masakan. Tenang saja. Resep makanan yang diunggah praktis dan bahannya mudah didapat. Cara masaknya juga gampang, tidak pakai ribet. Bagi saya yang masih tahap belajar memasak mudah untuk mempraktekkannya.
Satu lagi yang suka saya kunjungi di blog Mbak Tatit. Folder puisi. Saya jadi ingat jaman masih gadis dan suka banget menulis puisi. Serasa nostalgia kembali bisa menikmati puisi. Kalau sekarang sudah nggak pernah bikin puisi sama sekali. Sudah tumpul otak diajak mikir bikin puisi.
Paket lengkap lah pokoknya blog Mbak Tatit ini. Cocok banget dibaca saat santai saabil rebahan. Bisa jadi buat hiburan untuk menghilangkan stress.
Komentar
Posting Komentar