"Kita mau kemana?"
"Alun-alun."
"Hah! Emang di Surabaya ada alun-alun?"
"Ada. Yooo." jawab Saya sambil nyengir.
Gedung Merah Putih (de Simpang Societeit te Soerabaia) |
Tak perlu heran kalau teman saya kaget. Memang Alun-Alun Surabaya ini termasuk tempat wisata baru di Surabaya. Baru dibuka tanggal 17 Agustus 2020. Lalu pada tanggal 19 Desember 2021 diresmikan lagi karena basement baru jadi. 1-2 tahun masih termasuk baru kan?
Maksudnya tempat baru rasa lama. Alun-Alun Surabaya sebenarnya sudah ada sejak lama. Dahulu lebih terkenal dengan sebutan Balai Pemuda Surabaya. Setelah dipugar dan ditambah beberapa bangunan berubah nama menjadi Alun-Alun Surabaya. Tempat ini nyaman untuk jalan-jalan bersama keluarga. Pengunjung serasa 'dipaksa' jalan kaki keliling di sini. Bisa dibilang tempat wisata yang menunjang gaya hidup sehat.
Lokasi Alun-Alun Surabaya ada di JL Gubernur Suryo no 15. Bangunan ini berada di sisi kiri. Berderet dengan Gedung Grahadi dan SMAN 6 Surabaya. Pas di pojokan. Terlihat mencolok dengan gedung eksterior Kolonial warna putih. Ada tulisan Alun-Alun Surabaya di pojok pas perempatan dekat air mancur. Kalau sudah sampai di Gedung Grahadi segera ambil lajur paling kiri. Sampai perempatan air mancur belok kiri lagi. Pintu masuk ada di sebelah kiri, seberang Ice Cream Zangrandi Surabaya.
Begitu masuk ternyata jalannya langsung menuju ke basement untuk parkir. Parkir motor ada di depan pintu tiket. Sedangkan parkir mobil harus belok kiri. Area parkir mobil ada di bagian dalam. Tempat parkir Alun-Alun Surabaya bisa menampung 215 unit motor dan 45 mobil. Saat banyak pengunjung dan tempat parkir mobil penuh lebih baik parkir di Plaza Surabaya (Delta Surabaya) atau WTC. Kalau jalan kaki tidak jauh. Bisa juga parkir di Hotel Grand Surabaya atau Jalan Taman Apsari.
Selesai urusan parkir. Kami menuju pintu masuk. Naik tangga ke atas. Tangga ini posisinya adadi bagian tengah. Kalau dari pintu masuk parkir ke arah kiri. Pintu masuk dan tangga ada di sisi sebelah kiri. Terlihat tangga dan tanda bertuliskan pintu masuk yang cukup besar.
Tangga ini membawa kami ke area tengah yang luas. Ada beberapa bangunan di komplek tempat wisata ini. Kami memutuskan untuk berkeliling satu per satu. Biar puas dan tidak penasaran. Kami sampai ke anak tanggal paling atas. Sebelah kanan terdapat gedung dengan arsitektur Kolonial. Sedangkan di sebelah kira area terbuka yang luas. Penampakan seperti Alun-alun tai bentuknya kotak. Tak ada rumput juga, ganti pak a tegel lantainya. Anak-anak bisa puas lari-lari di sini. Mereka bisa main sepuasnya.
1. Surabaya Tourism Information Center
Kami menyusuri alur jalan setelah keluar dari tangga. Ujung jalan ini ternyata di Surabaya Tourism Information Center. Pas ini buat pengunjung dari luar kota atau luar negeri. Mereka bisa mendapatkan berbagai informasi tentang pariwisata Surabaya. Ada jalan semacam lorong di area ini. Ini adalah jalan penghubung atau jalan pintas antara area tengah depan. Sebenarnya ada jalan lain tapi memutar dari depan. Sebelah kanan ada Gedung Merah Putih dan di sebelah kiri Perpustakaan Surabaya. Kami memilih jalan ke kiri saja. Biar satu jalur tidak boleh balik kelilingnya.
Perpustakaan Surabaya |
2. Perpustakaan Surabaya
Saya sudah lama Riska masuk ke Perpustakaan Surabaya. Kangen. Saya pertama kali ke sini saat baru di buka. Tempat ini masih bernama Balai Pemuda. Perpustakaan ini koreksinya banyak. Ada area baca anak-anak yang lumayan luas dan nyaman. Tersedia berbagai permainan kreatif. Anak yang belum belum hobi baca tetap bisa nyaman berlama-lama di sini.
Fasilitas yang ada di Perpustakaan adalah komputer untuk umum, WiFi, English corner, Korean corner dan Bank Indonesia corner. Ruang baca anak-anak lesehan dengan karpet aneka warna yang nyaman. Sedangkan ruang baca dewasa ada dua area, tersedia tempat duduk dan lesehan.
Kami sengaja tidak lama-lama di Perpustakaan. Nanti saja bacanya. Kami niatnya memang mau keliling dulu. Sebelah kiri Perpustakaan ada Food Course di atas. Kami memutuskan menunda dulu. Tempat ini jadi tujuan terakhir saja.
3. Gedung DPRD Surabaya
Gedung ini ada di komplek Alun-Alun Surabaya tapi pengunjung tidak bisa masuk. Pintu masuk Gedung DPRD ada di depan bersebelahan dengan pintu masuk ke tempat wisata ini. Kami hanya bisa menetap gedung megah ini dari kejauhan.
4. Masjid As-Sakinah
Saya pangling dengan tampilan Masjid ini. Tampak megah dan luas. Masjid ini sudah ada sejak Saya SMA. Kebetulan, Saya sekolah di sebelah. Sering banget main di Masjid. Dahulu ada gang di sebelah Masjid ini. Banyak penjual makanan dan minuman di gang ini. Ada penjual soto ayam enak. Kalau selesai nonton di Bioskop Mitra, biasanya makan di gang ini. Ah jadi nostalgia.
Baiklah, saya akan kembali babas Masjid As-Sakinah. Tempat Ibadah umat Islam ini ada dua lantai. Lantai 1 untuk tempat sholat pria. Para wanita sholat di lantai 2. Para lansia atau Anda tidak bisa naik tangga bisa sholat di selasar masjid sebelah kanan. Saya pertama kali turun tangga agak deg-degan. Tangganya tinggi dan agak curam. Tempat wudhu pria ada di sebelah kiri. Wanita wudhu di sebelah kanan. Ada air mancur di depan masjid ini. Banyak pengunjung yang berfoto di sini.
Balai Pemuda |
5. Balai Pemuda
Ada gedung putih panjang dan luas di sebelah kiri Masjid As-Sakinah. Gedung ini namanya Balai Pemuda. Biasanya digunakan untuk berbagai pameran. Gedung ini memang cocok untuk pameran. Jika bikin acara pameran di sini lebih enak. Panitia bisa gampang membuat sekat untuk tiap stand.
Saya sebenarnya penasaran sejak lama. Boleh gak sih Balai Pemuda ini disewa untuk acara pernikahan. View-nya bagus banget. Baik untuk foto pernikahan atau dekorasi. Tidak perlu banyak hiasan. Cukup pakai kursi dan sedikit bunga, bangunan jadi background pelaminan. Sudah cakep maksimal.
Banyak anggota komunitas yang menjadikan Alun-Alun Surabaya sebagai tempat berkumpul. Apalagi kalau hari sabtu, minggu dan saat libur sekolah. Banyak remaja hadir dengan segala aktivitas komunitasnya. Ada juga yang hanya sekedar kumpul dan berbincang santai. Selama Aktivitas mereka positif tak masalah. Saat mereka berkumpul dalam komunitas tanpa sadar sebenarnya sedang belajar meningkatkan skill komunikasi. Salah satu skill yang penting untuk bekal terjun ke dunia kerja.
Setiap sabtu dan minggu, ada pelatihan rumah kreatif di sini. Berupa seni tari, main alat musik, nyanyi dan teater untuk anak-anak. Jika Anda mau gabung langsung saja datang dan daftar.
6. Gedung Merah Putih
Dari Balai Pemuda kami menyebar menuju gedung paling iconic di komplek Alun-Alun Surabaya. Bangunan paling depan, paling pojok dan paling terlihat dari sudut manapun. Bangunan kolonial yang elegant. Ada Kubah dengan detail menawan dari ujung atas sampai bawah. Dahulu kala, bangunan ini semacam club untuk kaum borjuis. Tempat berkumpul para high class Eropa dan Belanda di Surabaya. Bangunan ini adalah tempat paling hits di Surabaya saat itu. Arsiteknya bernama Westmaes, seorang arsitek terkenal dari Belanda.
Gedung ini namanya de Simpangsche Societeeit te Soerabaia. Terjemahan bebasnya tempat rekreasi di Jalan Simpang Surabaya. Bangunan ini adalah tempat makan dan dansa. Serta aneka hiburan ditampilkan. Jaman dahulu sepanjang Jalan Gubernur Suryo sampai Plaza Surabaya namanya Jalan Simpang.
Saat ini bernama Gedung Merah Putih. Biasanya digunakan untuk pameran dan berbagai acara penting di Surabaya. Komplek ini dekat dengan Gedung Grahadi maka sering dipakai untuk berbagai acara resmi pemerintah. Gedung Merah Putih ada yang hall besar dan ruang pameran kecil. Ruang Dewan Kesenian Surabaya juga berada di gedung ini. Ada ruang pameran kecil-kecil di Gedung Merah Putih sisi depan Jalan Yos Sudarso.
Masjid As-Sakinah |
7. Basement
Saya masih menyusuri terasa depan Jalan Yos Sudarso. Kami tiba di bangunan kaca bentuk segitiga sama kaki. Ada escalator menuju ke bawah di bangunan tersebut. Alun-Alun Surabaya memang mempunyai ruang bawah tanah. Kami langsung memutuskan turun karena penasaran.
Kami melihat papan petunjuk. Ada exhibition hall dan Skate Park di ruang bawah tanah. Ada petugas ynag mengontrol jumlah pengunjung di bawha tanah. Kalau masih banyak orang di bawah, Kami yang di atas harus antri dulu tidak boleh masuk. Kami turun naik escalator tanpa tangga. Sampai di bawah, langsung menyusuri jalan yang sudah disesuaikan. Jalan masuk dan keluar dibuat satu arah. Tak perlu berdesakan. Pengunjung bisa lebih nyaman dan mengurangi resiko bahaya berhimpitan.
Sampai juga di exhibition hall. Luas ternyata. Kami turun 5 anak tangga dan berkeliling menyusuri pinggir hall. Kebetulan sedang tidak pameran atau event. Ruangan ini jadi kosong dan terlihat luas. Bagian dalam ada lagi tangga menurun.
Sisi sebelah kanan ada pintu tembus yang menuju ke area skate park. Cukup lumayan. Meski atap rendah dan agak panas tapi masih ada anak yang main skate di sini. Kalau boleh milih, Saya lebih memilih skate park outdoor di Taman Bungkul atau belakang Plaza Surabaya. Lebih luas dan sirkulasi udara lebih bebas.
8. Teater Balai Budaya
Kami berada di ruang bawah tanah tidak lama. Kalau ada pameran mungkin Kami akan lebih lama kelilingnya. Begitu sampai di atas lagi, Saya langsung ambil nafas dalam. Lega. Akhirnya bisa menghirup udara bebas. Kami langsung menuju ke gedung Balai Budaya. Gedung ini bersebelahan dengan pintu masuk dan keluar ruang bawah tanah.
Gedung Balai Budaya ini bekas gedung Bioskop Mitra. Saya dulu sering banget nonton di sini jaman SMA dan kuliah. Paling parah pas Jaman SMA. Kalau ada film baru, Saya langsung lari ke sini begitu bel pulang berbunyi. Saya dulu sampai kenal ce-es-an dengan satpam dan petugas penjaga pintu. Saya selalu dapat bocoran film baru yang akan tayang. Kalau mau beli tiket nonton, Saya nyelonong ke sini saat jam istirahat. Padahal bioskop belum buka tapi saya sudah bisa beli tiket.
Sayang, pas Kami ke sini tidak ada pertunjukan yang berlangsung. Untung Kami diijinkan untuk melihat-lihat. Di lobby bawah ada landmark kota Surabaya. Lalu naik ke atas kalau mau lihat pertunjukan. Kebayang enaknya bisa nonton pertunjukan di sini. Kursinya trap, bisa nonton jelas meski di bagian belakang. Ruangan kedap suara. Soundnya memantul ke dalam.
Anda ingin nonton pertunjukan di sini? Bisa sekali. Anda bisa melihat jadwal Instagram @surabayasparkling. Lalu beli tiket pertunjukan di tiket wisata.surabaya.go.id. Seringkali ada pertunjukan yang digelar gratis. Rajin buka instagram @disbudporaparsby juga. Kami sudah puas keliling sambil nostalgia jaman Biskop Mitra. Masih banyak kejam kenangan yang tertinggal di gedung ini, meski sudah banyak yang direnovasi.
Food Court |
9. Food Court
Selesai sudah keliling. Capek dan haus. Saatnya masuk pit stop untuk recharge tenaga. Kami mantap melangkahkan kaki ke food court. Lokasinya ada di bagian atas tempat parkir. Kami naik tangga di sebelah kiri pintu masuk tempat parkir. Tempat makan ini terbagi menjadi 3 area. Bagian depan di sisi Jalan Yos Sudarso. Bagian depan ini outdoor. Bagian tengah sebelah kiri deretan stand penjual makanan. Ada deretan meja kursi di sebelah kanan. Pada area tengah ada pelindung seperti tenda besar di atas tempat makan. Sementara di belakang, konsepnya seperti balkon tidak ada tempat duduk. Pengunjung bisa menikmati area tengah dari atas.
Saya lebih suka pilih makan di area depan. View-nya langit biru, jalan dan gedung. Rasanya seperti makan di loteng rumah ala Drama Korea. Hanya saja tidak cocok jika datang ke sini saat mendung atau siang hari. Tempat makan paling aman di area tengah. Posisi kami terlindung dari panas dan hujan. Selain itu dekat dengan penjual makanan, kalau mau tambah makan atau minum tak perlu jalan jauh. Kekurangannya hanya tidak ada pemandangan yang bagus. Sebelah kanan tembok gedung DPRD Surabaya dan sebelah kiri stand penjual.
Tips untuk Pengunjung
1. Pengunjung Alun-Alun Surabaya tidak boleh makan dan minum di tempat wisata ini. Pengunjung bisa beli makan dan minum di food court. Padahal area ini luas. Kami kehausan saat keliling.
2. Tempat ini kalau siang hari panas. Lebih baik ke sini pagi atau sore hari. Kalau memang terpaksa ke sini siang hari lebih baik bawa topi atau payung. Jangan lupa pakai suncream SPF 30+
3. Tempat ini biasanya ramai pengunjung setiap sabtu, minggu, tanggal merah DA masa libur sekolah. Jika Anda tipe traveler yang tidak suka keramaian, lebih baik ke sini di hari kerja saat pagi hari.
4. Bagi pengguna kursi roda bisa kalau mau ke ruang bawah tanah tapi tidak sendirian. Harus ada yang bantu naik turun tangga. Jika Anda sendirian ke sini, jangan segan untuk minta bantuan petugas. Tenang saja, petugas keamanan dan penjaga di area ini ramah.
5. Petugas keamanan biasanya patroli keliling. Sayangnya, saat Kami datang sepi pengunjung. Petugas keamanan yang patroli jarang kelihatan.
Selamat jalan-jalan ke Alun-Akun Surabaya.
Komentar
Posting Komentar