Kenangan akan tersimpan dalam ingatan. Baik kenangan yang indah atau menyakitkan. Tidak ada filter. Tidak ada juga tombol manual yang bisa memilah-pilah. Sudah setelan otomatis dari pabrik pembuatan. Kalaupun mau ditambah dengan mesin pemilah kenangan, tak akan mungkin.
Kenangan yang indah akan dengan sukarela disimpan. Bahkan sering kali dipanggil ulang agar bisa dinikmati terus menerus. Hanya sekedar untuk menghadirkan senyum bahagia. Kenangan itu akan selalu tersimpan dengan rapi. Selalu akan diingat rak penyimpanannya. Bahkan sampai no seri yang panjang akan selalu ingat. Tak mungkin terlupa.
Lain dengan kenangan yang tak diinginkan. Baik yang pahit atau menyedihkan. Bagaimana menghadapi kenangan yang tidak menyenangkan? Ada banyak cara yang berbeda.
Tiap orang menggunakan berbagai cara demi menyikirkan kenangan yang pahit. Ada yang menyikirkan sejauh mungkin dari jangkaun. Bukan sekedar kenanganya. Bahkan segala barang yang mengingatkan harus disingkirkan sejauh mungkin. Bahkan ada yang membuangnya. Juga ada yang rela pindah tempat tinggal bahkan pindah kota. Hanya demi melenyapkan kenangan.
Apakah dengan semua cara itu kenangan langsung bisa hilang?
TIDAK. Satu kata yang harus ditanamkan. Kenangan akan selalu tersimpan dalam ingatan. Tidak akan mungkin bisa terhapus. Sekuat apapun usaha kita, kenangan itu akan selalu ada. Mau disangkal dengan berbagai cara. Kenangan yang tak menyenangkan akan selalu hadir dengan tiba-tiba. Mau marah? Marah sama siapa? Sama yang menciptakan otak kita. No. It's a big NO.
Kita hanya butuh waktu untuk berdamai dengan kenangan yang menyakitkan. Perlu sikap menerima dengan ikhlas kehadirannya. Susah. Memang. Tidak perlu dipaksakan saat kita belum siap melakukan semua itu. Kita hanya butuh waktu. Setiap orang tidak mempunyai ukuran waktu yang sama.
Hanya kita yang paling tahu kapan saatnya tiba. Tidak perlu dipaksakan. Jika kenangan pahit muncul, hati terasa sakit. Memangislah. Jika itu bisa mengurangi sakitnya. Jika kenangan memicu rasa sedih. Berilah waktu pada diri sendiri untuk menikmati kesedihan itu sejenak. Asal jangan terlalu lama. Diri sendiri juga butuh bahagia. Buat apa menyimpan sedih terlalu lama. Toh sedih tidak akan kuat bertahan lama. Sudah fitrahnya. Jika sedih terlalu lama berkunjung maka badan akan merasa sakit tak berujung.
Berilah batas waktu. Sampai kapan kenangan menyakitkan itu akan menyakiti diri sendiri. Jika tak sanggup melakukan sendiri, minta tolonglah ke orang lain. Jika tak sanggup bersandar pada manusia, tenang saja. Masih ada Allah yang akan selalu setia menemani. Ceritakan semua sedih dan sakitmu pada Allah. Biar lega. Yakinlah Allah akan selalu menemani dan membuat hati tenang, damai dan bahagia.
melupakan kenangan pahit itu butuh waktu, ga bisa dilakukan secara instant. Pada akhirnya semua menjad iterbiasa
BalasHapusYap. Setuju banget. Butuh waktu untuk berdamai dengan kenangan pahit.
Hapus