Sebenarnya, saya sudah lama ingin nonton drama Korea The Trauma Code: Heroes on Call tapi tertunda karena berbagai kesibukan. Sampai suatu hari ada teman paramedis yang memasang status foto drama ini. Plus disertai ketikan: kalau the trauma code terjadi di Indonesia, bisa berantem sama orang BPJS setiap hari. Saya kan jadi penasaran. Untunglah, hanya delapan episode. Harus dipaksakan nonton nih. Akhirnya, saya lembur nonton drama Korea tentang dunia kedokteran ini selama dua hari.
Pada awal episode, saya sedikit sebal dengan adegan Ju Ji-hoon naik motor kecepatan tinggi sambil menghindari tembakan dan mortir. Duh, drama tentang dokter nggak gini-gini amat dah kalau mau dibikin keren. Ternyata Ju Ji-hoon yang memerankan tokoh dr Baek Gang-hye sedang membawa kantong darah. Teman sejawatnya sedang melakukan operasi dan sangat membutuhkan darah tersebut untuk si pasien. Baiklah masih masuk akal. Saya sudah terlanjur berprasangka buruk pada awal drama ini.
Darurat Dokter Trauma Center
Korea Selatan dikisahkan sedang darurat Dokter spesialis Emergency Medicine. Bidang kedokteran yang satu ini memang tidak populer dikalangan para dokter. Jam kerjanya 24 jam tujuh hari seminggu. Tidak menghasilkan banyak uang pula. Jarang sekali dokter yang bersedia bekerja di bagian Trauma Center (TC). Divisi TC satu kesatuan dengan bagian IGD. Hanya saya kalau Trauma Center khusus menangani kasus-kasus berat dan perlu penanganan darurat sesegera mungkin.
Beberapa kasus pasien meninggal terjadi karena tidak bisa ditangani secara maksimal oleh Trauma Center di sebuah rumah Sakit. Pasien ada yang sampai harus berpindah-pindah rumah sakit karena trauma center penuh. Sedihnya, ada korban kecelakaan yang akhirnya meninggal saat menuju ke rumah sakit ketiga. Bahkan dr Kwok, satu-satunya dokter spesialis Emergency Medicine pingsan dan jatuh sakit karena kelelahan. dr Kwok adalah spesialis Emergency Medicine terkenal. Beliau juga sebagai ketua Tim Trauma di Rumah Sakit Universitas Hankuk.
Beberapa kasus tersebut mendapatkan sorotan dari masyarakat. Menteri Kesehatan Kang Myeong membuat kebijakan darurat untuk memanggil dr Baek Gang-hye (Ju Ji-hoon) pulang ke Seoul. dr Baek adalah dokter emergency medicine yang bergabung di Organisasi Dokter Perdamaian Dunia. Dokter ini bertugas selama 6 tahun di Suriah dan Afghanistan (satu tahun). Reputasinya sudah diakui asosiasi dokter Trauma Center Dunia.
Menteri Kesehatan Kang langsung menugaskan dr Baek ke Rumah Sakit Universitas Hankuk. dr Baek datang langsung duduk di ruang tunggu IGD sambil makan burger. Ternyata ada korban kecelakaan yang datang. Kondisinya kritis. Akhirnya dr Baek langsung turun tangan. Bahkan melakukan operasi darurat.
Totalitas Seorang Dokter
Kalau urusan menolong pasien, dr Baek sangat total. Dia tidak peduli meski badannya sudah capek atau kurang tidur. Jika ada pasien yang perlu operasi darurat pasti akan dilakukan dengan sebaik-baiknya.
Kenapa Dr Baek sangat peduli pada pasien-pasiennya?
Mungkinkah karena dr Baek sudah terbiasa bertugas di medan perang?
Empatinya jadi lebih tinggi. Ternyata tidak.
Ada satu kisah yang membuat dr Baek termotivasi untuk menjadi dokter yang bisa menolong siapapun yang sedang terluka. Dahulu, Ayah dokter muda ini mengalami kecelakaan. Beberapa rumah sakit menolak mengobati karena luka ayahnya tidak termasuk pasien darurat.
Akhirnya Sang Ayah sampai di Rumah Sakit Universitas Hankuk. Kondisi ya sudah kritis. Seorang Dokter di UGD berjuang keras untuk menyelamatkan nyawa ayahnya. Hingga akhirnya sampai pada keputusan, ayahnya meninggal dunia. Dokter tersebut terlihat sangat kecewa. Bagi Baek Gang-hye, dokter UGD tersebut sangat keren. Baek masih SMP saat kejadian tersebut. Mulai detik itu terpatri dalam benak Baek untuk menjadi seorang dokter seperti dokter UGD tersebut.
Saat dr Baek bertugas di Rumah Sakit Universitas Hankuk, banyak sekali rintangannya. Mulai dari sistem manajemen rumah sakit hingga beberapa kolega dokter yang memusuhi. Bahkan direktur rumah sakit pun berusaha mengusir keluar dr Baek secara terang-terangan. Dokter UGD yang menjadi motivator dr Baek masih bertugas. Namun sayang telah berubah dan menjadi Salah satu orang yang membenci dokter muda ini.
Namun dr Baek tidak peduli, kesembuhan pasien tetap menjadi prioritas utama. Segala rintangan dihadapi dengan gagah berani. Dia menganggap kalau sedang perang. Segala rintangan dihadapi dengan menggunakan taktik perang.
Drama Bagus
Rasanya kurang kalau serial drama ini hanya delapan episode. Seru ceritanya. Tidak membosankan. Saya paling ngakak pada episode awal saat dr Baek memanggil residen dan perawat dengan julukan suka-suka. Bagi para dokter, residen dan perawat kalau kerjanya tidak kompeten, tidak akan dipanggil nama aslinya. Maka itu ada yang namanya dr anus, gangster, nomer satu, anestesi dan lain-lain.
Kalau dari karakter Dr Baek sekilas kelihatan kejam. Padahal baik sekali. Dia sangat peduli dengan para dokter residen dan perawat satu timnya. Bahkan dia rela bertarung jungkir balik demi mempertahankan asisten dokter kesayangannya. Cara mendidik dr Baek memang sangat keras dan disiplin tinggi. Wajib selalu fokus, cepat, dan tepat saat menangani pasien. Maklum di trauma center memang butuh kecepatan berpikir dan tindakan medis. Lengah beberapa detik saja, nyawa pasien jadi taruhannya.
Namanya juga manusia. Terkadang dokter residen blank saat pasien datang. Kombinasi antara capek dan harus berpikir cepat otak jadi ngehang. Belum lagi tambahan shock saat melihat pasien kondisinya penuh darah. Para perawat didekatnya pasti akan mengingatkan 'fokus dokter'.
dr Baek mempunyai tim kecil yang solid. Terdiri dari dr Yang Jae-won (Choo Young Woo), asisten dokter kesayangan yang cerdas. Perawat Cheon Jang-mi (Shin Ha-young), perawat yang sudah bertugas lima tahun di trauma center. Perawat muda ini mendapat julukan gangster karena keberaniannya melawan dr Baek. Bisa dibilang perawat Cheon adalah pawangnya dr Baek. Cuma perawat muda ini saja yang berani ngomelin dr Baek.
Anggota Tim terakhir adalah dr Park Gyeong-wa (Jung Jae-kwang). Dokter residen anastesi yang paham harus ngapain untuk membantu dr Baek menyelamatkan pasien di ruang operasi. Dokter muda ini orang pertama yang dipanggil dengan sebutan namanya. Hal ini yang bikin dr Yang trantum dan nyaris frustasi demi bisa dipanggil dengan sebutan dr Yang. Yah mau bagaimana lagi, dr Park selalu tahu apa yang harus dilakukan tanpa disuruh dr Baek. Bahkan pada pertemuan pertama di ruang operasi, dr Baek sudah kagum dengan respon cepat residen dr Park.
Komentar
Posting Komentar