Review Drama Korea Hospital Ship

review drama korea hospital ship


Saat menonton drama Korea Hospital Ship, saya jadi ingat dengan kisah para dokter Indonesia di daerah pulau terpencil. Para dokter yang bertugas di rumah sakit kapal ini seringkali harus memutas otak karena keterbatasan Alat-alat kedokteran. Padahal mereka harus segera menyelamatkan nyawa pasien. 

Banyak dokter yang sangat menghindari untuk bertugas di Rumah Sakit Kapal. Hanya satu armada kesehatan ini. Namun para medis dan prasarana kesehatan di sini mirip dengan klinik atau puskesmas kalau di Indonesia. Hanya saja keliling dari satu pulau ke pulau.

Pelarian
Saat para dokter baru dikumpulkan di sebuah hall. Proses pemilihan tempat tugas dilakukan dengan cara undian. Para dokter ini berdoa keras agar tidak ditempatkan ke rumah sakit kapal. Salah satu dokter muda yang 'apes' ini adalah dokter gigi Cha Do-hyun (Kim In Sik). Begitu tahu kalau ditempatkan ke rumah sakit kapal langsung badannya lemas. Bukan berarti dia tidak berdidasi tetapi dia mabuk laut parah. Seumur hidup belum berani naik kapal gara-gara penyakitnya ini.

Herannya, ada dokter muda yang malah ingin bergabung di rumah sakit kapal ini. Secara sukarela. Kapten Bang Sung-woo (Han-wie Lee) sampai heran. Baru kali ini ada dokter yang malah minta di tempatkan di Kapal Rumah Sakit. Kapten Bang adalah Kapten kapal, nahkoda sekaligus manager operational. 

Dokter nyeleneh ini adalah dokter spesialis penyakit dalam, dr Kwak Hyun (Kang Min-hyuk) dan dr Kim Jae Geol (Lee Seo Won) (dokter spesialis akupuntur dan penggobatan herbal). Saat terakhir akan berangkat, Kapten Bang mendapat kabar mengejutkan. dr Song Eun Jae (Ha Ji-won) akan bergabung. 

dr Song adalah dokter muda spesialis bedah di sebuah rumah sakit ternama. Dokter muda ini adalah salah satu dokter bedah jenius. Dokter wanita satu ini gampang saja mencari rumah sakit ternama di Korea. Namun kenapa malah memilih Kapal Rumah Sakit yang fasilitasnya minim, peralatan terbatas plus dana operational sangat terbatas.

Bukan itu saja. dr Kim dan dr Kwak adalah dokter muda dengan karir cemerlang. Kenapa mereka ingin bergabung ke rumah sakit kapal ini. Kapten Bang dan Perawat Pyo Go-eun (Jung Kyung-Soon) sangat heran. Perawat Pyo adalah perawat senior. 

Ternyata ketiga dokter muda ini sengaja melarikan diri dari 'dunia luar'. dr Kwak adalah anak dari seorang dokter jenius yang terkenal dan di segani seluruh dokter di luar negeri. Ayah dr Kwak adalah dokter spesialis bedah yang bertugas di berbagai medan perang dunia. Dia tidak terlalu suka dengan ayahnya. Bukan hanya karena selalu diperbandingkan dengan sang Ayah. Dokter muda ini merasa 'terbuang' karena ayahnya lebih mementingkan karir daripada keluarga.




Sementara dr Kim mempunyai cerita yang mirip. Ayah dr Kim adalah direktur rumah sakit ternama di Korea. Selain itu Ayah dr Kim juga dokter spesialis ternama dengan reputasi hebat. Kim sejak kecil sudah tidak diakui. Ayahnya lebih sayang pada Kakak lelakinya. 

Saat si Kakak meninggal, dr Kim yang disalahkan. Padahal dr Kim sudah bekerja keras untuk menyelamatkan nyawa sang Kakak. Namun bagaimana lagi, kematian tak bisa dihindari. Apalagi dr Kim memilih spesialis akupuntur dan penggobatan herbal. Dianggap sebagai anak tiri dunia kedokteran. Bahkan ayahnya menyebut dr Kim sebagai dukun, bukan dokter.

Kalau Song Eun Jae (Ha Ji-won) habis kena kasus malpraktek. Padahal bukan dia pelakunya. Dia sebagai asisten seorang dokter bedah ternama selama ini. Hanya saja di selalu jadi sansak. Setiap kali si dokter senior melakukan kesalahan, dr Song harus yang membereskan.

Bukan hanya itu. dr Song ingin melarikan diri dari renternir. Ayahnya punya hutang yang banyak. Dia hobi pinjam uang ke renternir. Selama ini para renternir selalu menagih hutang ke dr Song. Ayahnya selalu melarikan diri kalau tidak bisa membayar dan anaknya dijadikan penjamin. Setengah gaji dr Song habis untuk mencicil utang Ayahnya. Selain itu, gadis muda ini juga harus membiayai kuliah adiknya. dr Song sering kerja sampai lembur demi mencari uang tambahan.

Dedikasi Tinggi
Ketiga dokter muda ini selain pandai juga cakep dan mempunyai dedikasi tinggi pada pekerjaan. dr Kim yang ramah dan telaten dalam melakukan pendekatan pada pasien yang sudah lansia. Para orang tua di pulau kecil masih banyak yang takut berobat ke dokter. Hadirnya dr muda yang ahli akupuntur sangat membantu paramedis rumah sakit kapal.dr Kim berkolaborasi dengan dr Kwak untuk menjangkau pasien yang tidak mau berobat. Padahal kondisi mereka membutuhkan penggobatan rutin tiap bulan.

dr Kim juga sangat perhatian pada pasiennya. Setiap kali selesai tugas, dokter pria ini selalu bikin daftar pasien. Isi daftar ini jadwal cek laboratrium para pasien, jadwal insulin dan jadwal minum obat pasien. Tiap malam, dr Kwak menghubungi petugas jasa klinik di pulau untuk mengingatkan siapa saja pasien yang harus tes laboratrium atau suntik insulin setiap hari. Bahkan dia pun tak segan menelepon pasien yang habis diperiksa untuk cek kondisi kesehatan.

Kalau dr Song tidak perlu diragukan lagi dedikasinya. Meski di luar banyak beredar rumor negatif tapi faktanya doctor wanita ini selalu mati-matian saat mengobati pasien. Rumah sakit kapal memiliki peralatan yang terbatas bahkan banyak yang usianya sudah tua. Padahal dia terbiasa melakukan operasi dengan peralatan canggih dan lengkap.




Ternyata dr Song tidak pernah menyerah. Kalau tidak ada alat yang dibutuhkan, Dia selalu memutar otak untuk mengakali peralatan medis yang ada. Bahkan peralatan untuk poli gigi pernah dia gunakan untuk mengoperasi pasien. Tak heran julukan dokter jenius melekat pada dirinya selama bertahun-tahun. Untung saja ada perawat Pyo. Perawat senior ini ternyata mantan perawat khusus ruang operasi bedah selama bertahun-tahun. Perawat Pyo paham betul apa yang harus dilakukan setiap kali membantu operasi dr Song.

dr Cha ini sebenarnya tipe dokter yang mengobati pasien karena kewajiban saja. Selesai menjalankan tugas ya sudah, santai menikmati hidup. Ketiga kolega dokter ini selalu menyeret Dr Cha untuk membantu penggobatan. Jadilah dr Cha ketularan virus dedikasi total dari coleganya. Dia yang notabene hanya dokter gigi dipaksa keadaan agar bisa menangani pasien semua penyakit. Bagaimana lagi. Dokter hanya tiga orang dan harus melayani ratusan pasien setiap hari.

Apalagi kalau ada panggilan darurat baik di pulau atau ada kecelakaan. Dua orang dokter pasti langsung pergi ke luar untuk menangani pasien. Berarti hanya satu dokter plus dokter Cha yang bertugas di rumah sakit kapal. Dokter Cha terpakda harus membantu. Meski dia memang hanya menangani pasien yang ringan saja. Pasien Gigi tidak banyak. Dia banyak menganggur. Sedang di rumah sakit kapal hukumnya haram kalau menganggur.

Ikatan Kuat
Para medis dan kru di rumah sakit kapal ini memiliki ikatan yang kuat. Bukan hanya urusan pekerjaan. Mereka juga saling membantu untuk urusan personal. Bukan dalam arti mencampuri urusan pribadi. Mereka akan saling cepat tanggap kalau ada yang membutuhkan pertolongan. 

Drama dengan setting dunia kedokteran yang satu ini lebih real dengan dunia nyata. Suka duka paramedis yang bertugas di pulau terpencil disajikan dengan komplek. Para medis dan kru rumah sakit kapal bekerja penuh tantangan nyaris setiap hari.

Bukan hanya saat menghadapi banyak pasien berbagai usia dan karakter. Mereka juga harus berjibaku dengan standar sistem operasional yang ditentukan oleh Kementrian Kesehatan pusat. Seringkali ber against kebijakan dari pusat tidak bisa diterapkan karena banyak kendala di lapangan.

Urusan kesehatan masyarakat daerah terpencil di negara semaju Korea ternyata sama dengan permasalahn di Indonesia. Mulai sarana kesehatan, ketersediaan obat dan dana operasional menjadi masalah pelik. Kapten Bang sampai berusaha cari dana sendiri untuk membiayai operasional rumah sakit kapal. Kalau harus menunggu dana dari pemerintah lama turunnya. Para pasien kebutuhan meninggal jika tidak cepat ditolong.

Komentar